Hayu Prabowo: Tiga Tujuan Utama Dibentuknya IRI Indonesia

Jakarta, MINA – Sejumlah tokoh lintas agama menghadiri acara Lokakarya, Dialog, dan Peluncuran Interfaith Rainforest Initiative atau Prakarsa Lintas Agama untuk di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, selama dua hari sejak Kamis (30/1) hingga Jumat (31/1).

Prakarsa Lintas Agama untuk Hutan Tropis merupakan wadah bagi para pemimpin agama dan komunitas agama untuk bekerja bahu-membahu dengan masyarakat adat, pemerintah, masyarakat sipil, dan dunia usaha dalam aksi-aksi yang melindungi hutan tropis dan melindungi mereka yang berperan sebagai penjaganya.

Ketua Panitia, mengatakan, acara tersebut sebagai salah satu upaya untuk melindungi dan melestarikan hutan tropis yang sampai saat ini tersisa 6 persen di muka bumi. Indonesia sebagai salah satu dari lima negara pemilik 70 persen hutan tropis dunia memiliki kewajian menjaganya.

Hayu menjelaskan, selain mengadakan lokakarya dan diskusi mengenai perlindungan hutan tropis, juga dilakukan peluncuran Interfaith Rainforest Initiative (IRI) Indonesia dan Deklarasi Prakarsa Lintas Agama untuk Pelestarian Hutan 2020.

IRI memiliki tiga tujuan utama. Pertama, mendidik dan meningkatkan kesadaran tentang krisis penggundulan hutan. Serta membekali para pemimpin agama dengan pengetahuan, perangkat pendidikan, dan pelatihan yang diperlukan untuk menjadi pendukung efektif untuk perlindungan hutan tropis.

“Kedua, menggerakkan aksi berbasis agama dengan menghubungkan para pemimpin agama dengan mitra dari berbagai sektor untuk meningkatkan dampak secara kolektif,” ujarnya.

Hayu menambahkan, tujuan ketiga mempengaruhi kebijakan, mengadvokasi pemerintah dan perusahaan untuk mengadopsi dan memenuhi serta memperluas komitmen mereka dalam melindungi hutan tropis. Serta menguatkan komitmen mereka melindungi hak-hak masyarakat adat yang berperan sebagai penjaga hutan tropis.

Hal senada juga diungkapkan delegasi Rainforest Foundation Norway (RFN), Dr. Lars Lavord. Ia mengatakan bahwa hutan tropis di Indonesia adalah salah satu hutan penting bagi dunia.

Menurut Lavord, hutan tropis Borneo, Indonesia telah mengawal kehidupan bumi manusia sepanjang 140 juta tahun lamanya. Dengan fakta tersebut, ia mengajak masyatakat Indonesia dan dunia untuk menjaganya.

“Kami telah belajar pada hari ini bahwa hutan tropis Indonesia merupakan salah satu yang penting. Prakarsa Lintas Agama tidak akan berjalan dengan sukses jika tidak ada kerja sama dari berbagai pihak,” kata Lavord dalam pidatonya di depan peserta Prakarsa Lintas Agama untuk Hutan Tropis di Gedung Manggal Wanabakti, Jakarta, Kamis (30/1).

Lavord mengungkapkan, Prakarsa Lintas Agama untuk Hutan Tropis yang diselenggarakan di Indonesia adalah yang pertama dan ini sangat penting untuk terus dilakukan, sebab terdapat banyak informasi yang patut untuk diketahui banyak orang.

“Saya berasal dari negara yang dekat dengan Kutub Utara, Norwegia. Negara saya tidak memiliki satu jengkal pun hutan tropis, tetapi saya mendedikasikan hidup saya untuk menjaga hutan tropis,” katanya.

Untuk diketahuia, IRI diprakarsai oleh aliansi lintas agama dunia, Religion for Peace (RFP) yang diluncurkan pertama kali dan ditandatangani oleh Raja Harald V dari Norwegia pada Juni 2017 di Nobel Peace Center di Oslo, Norwegia. (L/R2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.