Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iblis Tidak Bersujud Karena Sombong, Kajian Al-Baqarah 34

Ali Farkhan Tsani - Senin, 6 Maret 2017 - 15:43 WIB

Senin, 6 Maret 2017 - 15:43 WIB

3173 Views

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA

Allah Subhanahu Wa ta’ala berfirman:

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

Artinya : “Dan (ingatlah) keika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam,” maka bersujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan mereka yang kafir.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 34).

Ayat ini merupakan tanda kemuliaan dari Allah kepada Adam (manusia), yang juga dianugerahkan kepada anak keturunannya. Begitu mulianya Adam (manusia) itu, hingga Allah pun memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam.

Baca Juga: [WAWANCARA EKSKLUSIF] Ketua Pusat Kebudayaan Al-Quds Apresiasi Bulan Solidaritas Palestina

Adapun maksudnya, bahwa ketika Allah menyuruh para malaikat bersujud kepada Adam, maka Iblis pun termasuk dalam perintah itu. Karena, meskipun iblis bukan termasuk golongan malaikat, namun ia telah menyerupai dan meniru tingkah laku mereka. Oleh karena itu iblis termasuk dalam perintah yang ditujukan kepada para malaikat.

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Al-Hasan Al-Bashri, “Iblis itu bukan golongan malaikat, tapi iblis adalah golongan jin, sebagaimana Adam adalah golongan manusia.”

Sebagian ulama mengatakan bahwa bersujud itu adalah penghormatan, penghargaan, dan pemuliaan.

Sedangkan sujud terhadap makhluk itu tidak dibenarkan secara syariat. Ini seperti disebutkan di dalam hadits Nabi dari Mu’adz, ia mengatakan, “Aku pernah datang ke Syam, setibanya di sana aku melihat mereka sujud kepada para pendeta dan para pemuka agama mereka. Lalu kukatakan (pada Nabi), “Engkau ya Rasulallah, lebih berhak untuk dijadikan tempat bersujud.” Maka beliau (Nabi) pun bersabda: “Tidak, seandainya aku diperbolehkan memerintah manusia sujud kepada seseorang, maka aku akan menyuruh seorang isteri untuk sujud kepada suaminya karena keagungan haknya [atas] isteri.” (HR Abu Daud, Al-Hakim dan At-Tirmidzi).

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof. Anbar: Pendidikan Jaga Semangat Anak-Anak Gaza Lawan Penindasan

Begitulah, dosa yang pertama kali terjadi adalah kesombongan musuh Allah, yakni Iblis, yang merasa enggan bersujud kepada Adam.

Di dalam diri Iblis telah terdapat kesombongan, kekufuran, dan keingkaran yang menyebabkan ia terusir dan terjauh dari rahmat Allah.

Artinya Iblis termasuk dalam golongan mereka yang kafir disebabkan karena penolakannya untuk bersujud kepada Adam.

وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

 Artinya: “Mereka termasuk golongan orang-orang kafir.”

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya

 

Tentang sikap sombong ini, ditularkan Iblis kepada manusia-manusia anak keturunan Adam. Hingga anak Adam pun ikut-ikutan terjerembab dalam dosa.

Allah mengingatkan di dalam ayat:

وَلاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَ تَمْشِ فِي اللأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَجُوْرٍ

Artinya: “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Q.S. Luqman [31]:18)

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Di dalam hadits disebutkan:

أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ قَالُوا بَلَى قَالَ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ

Artinya: “Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur (sombong). (H.R. Bukhari dan Muslim).

Sedangkan sombong itu sendiri maknanya adalah seperti disebutkan di dalam hadits:

الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

Artinya: “Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (H.R. Muslim).

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Demikianlah, sombong terhadap al-haq adalah sombong terhadap kebenaran, yakni dengan tidak menerimanya. Maka, setiap orang yang menolak kebenaran maka dia telah sombong disebabkan penolakannya tersebut.  Oleh karena itu wajib bagi setiap hamba untuk menerima kebenaran yang ada dalam Kitabullah dan ajaran para Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. (RS-2/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Tausiyah
Tausiyah
Tausiyah