Oleh: Widi Kusnadi*
Ketua Majelis Ulama Indonesia KH. Makruf Amin baru-baru ini berpesan kepada para khatib Idul Fitri 1 Syawal 1434 agar mereka menyampaikan pesan perdamaian dalam khutbahnya. Hal itu mengingat di Indonesia sendiri perbedaan penentuan awal Ramadhan masih menjadi isu hangat di kalangan masyarakat bawah yang rentan menjadi konflik yang mengarah kepada perpecahan dan disintegrasi bangsa.
Belum lagi di beberapa negara di TimurTengah yang saat ini masih berkecamuk. Sebut saja Suriah, Mesir, dan Tunisia. Mereka masih bergulat dengan persoalan dalam negerinya yang rentan sekali menimbulkan pertumpahan darah.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Setelah kita keluar dari bulan tarbiyah Ramadhan, tentunya tidak sedikit hikmah yang bisa kita praktekan, banyak pesan Ramadhan yang bisa kita jadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat dalam menciptakan kerukunan, toleransi, dan perdamaian
Islam sendiri berarti keselamatan dan perdamaian, ajaran Islam yang bisa dipakai di setiap masa, yang tidak lekang oleh jaman, tentunya mengajarkan bagaimana menciptakan kehidupan masyarakan yang aman dan damai.
Memaafkan
Jika kita simak, dalam Al-Qur’an sedikitnya ada 12 ayat yang membahas tentang memaafkan. Ini adalah bukti bahwa Islam selalu mengajarkan sikap memaafkan. Rasul yang menjadi satu teladan (uswatun hasanah) bagi umat yang ingin belajar tentang bagaimana seharusnya sikap memaafkan.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Idul Fitri tidak sekedar dirayakan dengan berjabat tangan, tetapi ada satu tanggung jawab besar untuk menjadikan masa lalu sebagai pelajaran dan siap melangkah untuk kebaikan masa depan. Idul Fitri yang mengajarkan untuk saling memaafkan harus menjadi inspirasi bagi seseorang atau kelompok untuk berbuat dan mengadakan islah (rekonsiliasi).
Momen Idul Fitri merupakan kesempatan baik bagi seorang muslim untuk merefleksikan kata maaf. Umat Islam adalah bersaudara, karena itulah di hari raya yang penuh dengan kasih-sayang dan maaf ini kita saling bersilaturahhmi dan berkomitmen untuk saling menjaga persaudaraan antar kelompok lintas warna kulit, ras, adat, dan agama.
Sudah saatnya melupakan dendam masa lalu, membuang warisan kebencian, dan menyambung kembali persaudaraan.
Sesama umat Islam harus bisa mengikat tali persaudaraan, antara suku bangsa sehingga menciptakan persaudaraan yang bebas dari ancaman disintegrasi, teror, dan kekerasan lainnya. Karenanya, sudah saatnya kekerasan dihentikan dan menuju suasana yang saling memaafkan dan penuh perdamaian.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Apabila masa lalu dipenuhi dengan konflik dan dendam, hubungan yang renggang dan persaudaran yang terputus, maka di hari yang fitri ini kita mulai menuju momen untuk mengembalikan ikatan dan hubungan persaudaraan tersebut. Melalui Idul Fitri, manusia dituntut untuk mengaktualisasikan makna memaafkan tersebut dalam lapangan sosial. Dengan kata maaf, seseorang berarti bertanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan menghindari semaksimal mugkin terjadinya konflik dimasa mendatang.
Perdamaian
Arti kata “Islam” sebagai nama agama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam adalah berpangkal tolak dari kata “Salama” yang berarti damai, cukuplah sebagai tanda betapa agama Islam menjunjung tinggi cita-cita perdamaian dan hidup damai di antara umat manusia.
Islam dan Salam adalah dua kata yang bertemu dalam pengertian keamanan, ketenteraman, dan ketenangan dalam hidup seseorang dan hidup suatu umat. Kata “Salam” pun dalam kamus Islam menjadi salah satu nama Allah Subhanahu Wa Ta’la, Tuhan Seru Sekalian Alam, di samping nama-nama lain yang disebut “Asma’ul Husna”.
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Kata “Islam” yang berarti damai berada di tiap ujung bibir orang Islam, diucapkannya pada tiap kesempatan bertemu satu dengan yang lain, diucapkannya pada tiap melakukan shalat lima kali sehari. Karena pemberian salam dengan mengucapkan “Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh” menjadi sunnah yang harus dilakukan oleh tiap muslim, bila ia bertemu dengan sesama saudara muslimnya,bila ia masuk ke rumah, bila ia melalui suatu kelompok atau jamaah muslimin bahkan di mana saja dan pada kesempatan apa saja, salam Islam itu harus dikumandangkan dan disebarluaskan.
Sebaliknya, kedzaliman adalah sumber dari segala permasalahan. Hancurnya suatu bangsa adalah akibat dari kedzaliman yang dilakukan oleh pemimpinnya maupun rakyatnya. Pemimpin yang dzalim sudah pasti akan dimusuhi rakyatnya, dan pemimpin yang dzalim itu sebenarnya lahir dari rakyat yang banyak melakukan kedzaliman pula.
Melalui syariat Islam, khususnya pada momen idul fitri ini, marilah kita tebarkan perdamaian, saling memaafkan atas kesalahan masa lalu, berkomitmen untuk menghindari perbuatan dzalim yang merugikan orang lain, serta menatap hari esok dengan optimis dan kepasrahan total kepada Allah, tuhan pencipta alam.
Terkhusus untuk saudara-saudara kita yang di negerinya dilanda konflik, mari kita doakan mereka agar permasalahan segera berakhir. Serukan perdamaian, karena hakekatnya mereka semua adalah muslim, serukan pula kepada mereka bahwa kedzaliman hanya akan merugian diri mereka sendiri, sesungguhnya kita tidak sedang menyakiti orang lain, melainkan menyakiti diri kita sendiri
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Bagi para pengungsi yang terdzalimi dengan keadaan di negerinya, bersabarlah karena hidup di dunia hanya sebentar saja. Kalian pasti akan mendapatkan hak kalian dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta’la. Tidaklah seseorang akan menerima sebuah balasan, kecuali dengan apa-apa yang mereka usahakan, dan kesulitan yang dirasakan akan menjadi penebus dosa-dosa yang telah dikerjakan.
Untuk para pemimpin, sadarilah bahwa kalian sedang diuji. Pertanggungjawaban dihadapan Allah akan sangat berat jika kalian tidak mengedepankan kepentingan rakyat kalian. Ingat, nyawa seorang muslim lebih berharga dari pada jabatan dan kekuasaan. Dan tidak akan mencium baunya surga, bagi para pemimpin yang tidak memperhatikan nasib rakyatnya. (P04/P02)
*Redaktur Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Bom Sekolah di Gaza, Delapan Warga Syahid
Mi’raj News Agency (MINA)