Cileungsi, Bogor – Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur mengemukakan bahaya yang akan muncul memperingati tahun baru masehi.
Hal itu disampaikan Imaam Yakhsyallah dalam acara Talim Syubban dan Fatayat Markas Cileungsi, Kamis (31/12) di halaman Masjid At-Taqwa, Suffah Hizbullah Pondok Pesantren Al-Fatah, Cileungsi, Bogor. Dihadiri sekitar 50 peserta dan juga disiarkan oleh channel You Tube Al-Jama’ah TV.
Imaam Yakhsyallah menjelaskan, pada malam ini kita bukan memperingati tahun baru masehi, akan tetapi kita menutup bahaya yang akan muncul ketika memperingati tahun baru masehi dengan mengadakan talim.
“Satdudzari’ah, mencegah bahaya, seperti ini diperintahkan Allah. Contohnya kemaksiatan berbentuk zinah. Untuk menutup bahaya zinah adalah dengan melarang pacaran, karena pacaran adalah penyebab zinah, maka pacaran dilarang oleh Islam,” katanya.
Sementara untuk mencegah atau menutup kemaksiatan memperingati tahun baru masehi adalah dengan talim, karena kalau dibiarkan tanpa diisi dengan hal-hal yang positif, maka kita akan berkeliaran kesana kemari, bahkan ikut menyalakan kembang api, sampai ikut pergaulan bebas, rela nunggu pergantian tahun pada pukul 00.00.
“Kita melaksanakan acara pada malam hari ini bukan untuk memperingatipergantian tahun masehitapi justru untuk menutup bahaya yang ditimbulkan karena memperingati tahun baru masehi,” ucapnya.
Menjelang tahun baru, dari pada berkeliaran, kumpul-kumpul bakar kembang api dan lain sebagainya, adalah perbuatan yang sia-sia, lebih baik adakan talim seperti ini.
Menurutnya, setiap kelompok manusia mempunyai tahun masing-masing. Orang Yahudi punya tahun sendiri, orang Jawa punya tahun sendiri, orang Islam punya tahun sendiri, tapi dari semua tahun itu hampir mengacu kepada 12 bulan.
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
“Sekali lagi, kita bukan memperingati tahun baru masehi akan tetapi kita menghambat munculnya kemaksiatan memperingati tahun baru tersebut,” tegasnya.
Hadir juga sebagai narasumber perwakilan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Fatah, Bogor Jumaidi dan Amir Syuban Markas Cileungsi M. Mas’ud.
Taklim menerapkan protokol kesehatan. (L/R8/P1))
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah