Bogor, MINA – Imaam Yakhsyallah Mansur mengungkapkan sepuluh keutamaan menghadiri majelis ta’lim (ta’allum), pada Kajian Subuh di Masjid At-Taqwa Kompleks Pesantren Al-Fatah Pasirangin, Kec. Cileungsi, Kab. Bogor, Jabar, Ahad (6/2).
“Pertama, itu tanda mentaati amanah Ulil Amri di antara orang beriman, seperti disebutkan di dalam Surat An-Nisa ayat 59,” ujar Imaam Yakhsyallah, Pembina Pesantren Al-Fatah se-Indonesia.
Kedua, lanjutnya, merupakan realisasi dari bai’at atau janji orang beriman untuk menolong agama Allah.
“Jangan sampai kita merusak bai’at kita kepada Allah, hingga kita tidak aktif dalam mengikuti ta’lim-ta’lim yang sudah ditetapkan, lalu tidak gemar berinfak dan tidak rajin shalat berjmaah di masjid. Lama-lama muntaber alias mundur tanpa berita,” ujarnya.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Ia menambahkan, keutamaan ketiga dari menghadiri ta’lim adalah mempererat tali silaturrahim dengan sesama orang beriman.
Ini imbuhnya, sesuai ajaran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang menekankan orang beriman yang suka dilapangkan rezkinya dan dipanjangkan jejak umurnya, hendaknya menyambung silaturrahim.
“Dipanjangkan jejak umurnya, yakni jikapun orang tersebut sudah meninggal, seperti para pendahulu kita orang-orang shalih, maka jejak kebaikannya terus diingat oleh generasi berikutnya, karena orang tersebut rajin silaturrahim semasa hidupnya.
Keempat, jelas dengan mengikuti suatu mejelis ta’lim, akan menambah ilmu. “Ini sesuai doa yang Allah ajarkan kepada kita untuk meminta tambah ilmu, seperti pada Surat Thaha ayat 114,” lanjutnya.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Kelima, menghapus dosa. Sebab sesama mereka yang hadir dalam majelis ta’lim saling berjabat tangan, yang dengan itu menggugurkan dosa-dosa di antara mereka, ujarnya.
Saling bersalaman, yang awalnya adalah tradisi atau adat penduduk Yaman, karena dipandang baik, lalu dipakai menjadi amaliyah orang beriman.
Keenam, mendapatkan pahala dari membaca Al-Quran di majelis tersebut.
Maka, lanjutnya, setiap ta’lim harus ada pembacaan ayat suci Al-Quran, lalu ada yang menjelaskan kandungan Al-Quran. Mereka yang menyampaikan dan yang mendengarkan akan mendapatkan naungan para Malaikat dan pahala dari Allah.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Ketujuh, dengan ta’lim akan memudahkan jalan menuju ke surga. Sebab, di dalam ta’lim diuraikan ilmu-ilmu yang akan menjadi bekal ke surga.
“Karenanya, setiap asatidz yang akan menyampaikan ta’lim, dia tentu akan belajar dulu, mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Sehingga orang-orang yang mendengarkan kajiannya akan mendapatkan tambahan ilmu, menambah bekal ke surga, lanjutnya.
Kedelapan, mensyiarkan agama Islam. “Maka ta’lim itu tanda bahwa jamaah di suatu daerah itu hidup,” jelasnya.
Kesembilan, sebagai media dakwah, mengajak kebaikan kepada umat Islam lebih luas. “Maka, dalam ta’lim kita biasanya mengajak teman atau kenalan untuk ikut serta,” imbuhnya.
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Kesepuluh, menjamu orang-orang beriman. “Kita dianjurkan untuk menjamu memberi makan kepada orang lain, selain menebarkan salam dan menjalin silaturrahim,” ujar Imaam Yakhsyallah. (L/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati