Imaamul Muslimin: Keluarga Imran adalah Keluarga Istimewa

Imaamul Muslimin, KH. Yakhsyallah mansur, MA saat menyampaikan tausiyahnya pada Tabligh Akbar Jama'ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Lampung, di Masjid At-Taqwa Kompleks Ma'had Al-Fatah Al-Muhajirun, Lampung, Ahad, (29/3).Photo : Hadis/MINA.

Cileungsi, Kab Bogor, MINA – mengatakan, adalah keluarga istimewa dan nama keluarga inilah satu-satunya yang dipakai untuk nama surat dalam Al-Qur’an.

“Tidak ada surat Al-Qur’an yang menggunakan nama keluarga kecuali Surat Ali Imran. Keluarga Imran (Alu Imran) memiliki kedudukan yang agung,” kata Yaksyallah dalam tausiyah bertema “Pentingnya Meningkatkan Ketahanan Keluarga dalam Menghadapi Perubahan Dunia’ di Masjid At-Takwa, Pasirangin, Cileungsi, Kab Bogor, Ahad (28/3).

Yaksyallah mengatakan, Allah memilih keluarga yang beranggotakan sedikit ini dibanding keluarga lainnya menunjukkan betapa besar posisi Keluarga Imron. Inilah keluarga biasa yang dipuji sejajar dengan keluarga Nabi.

“Inilah keluarga ideal yang dibandingkan lebih mulia dari keluarga dua Nabi. Nabi Nuh tidak berhasil mendidik anak. Allah telah menegur Nabi Nuh saat tidak sanggup membimbing anaknya hingga mau naik ke bahtera (perahu) bersama orang-orang beriman,” jelasnya.

Yaksyallah mengatakan keberhasilan keluarga Imran antara lain adalah karena faktor istri.

Ciri-ciri Wanita atau ibu yang baik diantaranya pertama Abidah (Ahli Ibadah), kedua Muta’allim (Pembelajar), ketiga Murobbi (Perawat), keempat Mu’allim (Pendidik) kelima Mudarris (Pengajar), dan keenam Ro’iyyah (Pemelihara atau Penggembala).

“Keberhasilan keluarga Imran membina keluarga adalah tidak terlepas dari pendidikan yang dilakukan oleh istri Imran. Maka ibu-ibu harus menjadi penggembala atau pemilihara, jadi anak jangan dibiarkan jika belum pulang rumah mesti dicari,” kata Yaksallah.

Tausiyah ini dalam rangkaian acara Konsolidasi dan Ta’lim Pusat Virtual Muslimat Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Sya’ban 1442 Hijriyah.

Narasumber sumber lainnya adalah Ketua MUI yang juga Rektor UIN Jakarta Prof. Dr Amany Burhanudin Lubis, Praktisi Thibbun Nabawi Pennie Novitawati dan KMW Jawa Barat Ustadza Siti Aminah. (T/R4/P1)

 

 

Mi’raj News Agency (MINA)