Meneladani Keluarga Imran Dalam Membina Ketahanan Rumah Tangga

Oleh: Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur

إِذۡ قَالَتِ ٱمۡرَأَتُ عِمۡرَٲنَ رَبِّ إِنِّى نَذَرۡتُ لَكَ مَا فِى بَطۡنِى مُحَرَّرً۬ا فَتَقَبَّلۡ مِنِّىٓ‌ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ (٣٥) فَلَمَّا وَضَعَتۡہَا قَالَتۡ رَبِّ إِنِّى وَضَعۡتُہَآ أُنثَىٰ وَٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِمَا وَضَعَتۡ وَلَيۡسَ ٱلذَّكَرُ كَٱلۡأُنثَىٰ‌ۖ وَإِنِّى سَمَّيۡتُہَا مَرۡيَمَ وَإِنِّىٓ أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ ٱلشَّيۡطَـٰنِ ٱلرَّجِيمِ (٣٦) فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ۬ وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنً۬ا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا‌ۖ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيۡهَا زَكَرِيَّا ٱلۡمِحۡرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزۡقً۬ا‌ۖ قَالَ يَـٰمَرۡيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَـٰذَا‌ۖ قَالَتۡ هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ‌ۖ إِنَّ ٱللَّهَ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ (٣٧)

Artinya: [Ingatlah], ketika isteri ’Imran berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat [di Baitul Maqdis]. Karena itu terimalah [nazar] itu daripadaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (35) Maka tatkala isteri ’Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada [pemeliharaan] Engkau daripada syaitan yang terkutuk.” (36) Maka Tuhannya menerimanya [sebagai nazar] dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh [makanan] ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. (Q.S. Ali-Imran [3]: 37)

adalah keluarga istimewa. Keluarga inilah satu-satunya keluarga yang dipakai untuk nama surat dalam Al-Qur’an. Tidak ada surat Al-Qur’an yang menggunakan nama keluarga kecuali Surat Ali Imran.

Keluarga Imran (Alu Imran) memiliki kedudukan yang agung. Allah Subhanahu wa Ta’ala memilih keluarga yang beranggotakan sedikit orang ini dibanding keluarga lainnya menunjukkan betapa besar posisi mereka. Inilah keluarga biasa yang dipuji sejajar dengan keluarga Nabi.

Allah berfirman dalam surah Ali Imran [3]: 33

إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰٓ ءَادَمَ وَنُوحً۬ا وَءَالَ إِبۡرَٲهِيمَ وَءَالَ عِمۡرَٲنَ عَلَى ٱلۡعَـٰلَمِينَ (٣٣)

“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing)” (Q.S. Ali Imran [3]: 33)

Di dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala memilih di atas segala umat dua Nabi: Adam dan Nuh, serta dua keluarga: Keluarga Ibrahim dan Keluarga Imran. Inilah keluarga ideal yang dibandingkan lebih mulia dari keluarga dua Nabi. Nabi Nuhptidak berhasil mendidik anak. Allah Subhanahu wa Ta’ala  telah menegur Nabi Nuh saat dia tidak sanggup membimbing anaknya hingga mau naik ke bahtera bersama orang-orang beriman.

Inilah keluarga ideal yang dibandingkan lebih mulia dari keluarga dua Nabi. Nabi Nuh Alaihissalam tidak berhasil mendidik anak. Allah Subhanahu wa Ta’ala  telah menegur Nabi Nuhpsaat dia tidak sanggup membimbing anaknya hingga mau naik ke bahtera bersama orang-orang beriman.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surah Hud [11]: 46):

قَالَ يَـٰنُوحُ إِنَّهُ ۥ لَيۡسَ مِنۡ أَهۡلِكَ‌ۖ إِنَّهُ ۥ عَمَلٌ غَيۡرُ صَـٰلِحٍ۬‌ۖ فَلَا تَسۡـَٔلۡنِ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌ‌ۖ إِنِّىٓ أَعِظُكَ أَن تَكُونَ مِنَ ٱلۡجَـٰهِلِينَ (٤٦)

Dia (Allah) berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakikatnya). Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.” (Q.S. Hud [11]: 46)

Teguran ini Allah Subhanahu wa Ta’ala sampaikan kepada Nabi Nuh setelah Nabi Nuh  bertanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala mengapa anaknya ikut ditenggelamkan bersama orang-orang kafir.

Keluarga Imran merupakan keluarga manusia biasa pun bisa menjadi sejajar dengan keluarga Nabi. Dan karena para nabi diutus untuk menjadi pembimbing dan teladan bagi manusia.

Keluarga Imran dinisbatkan kepada seseorang yang bernama Imran bin Matsan bin al-Azar bin al-Yud bin Sulaimanpbin Daud . Nasabnya tersambung hingga ke Nabi Daud . Dalam bahasa Ibrani Imran disebut dengan Imram. Dalam buku-buku Nasrani namanya disebut dengan Yuhaqim.

Keluarga Imran adalah turunan (cabang) terakhir orang-orang beriman dari turunan Bani Israil. Namun antara mereka dengan Nabi Ya’qubp terpisah beberapa kurun lamanya. Keluarga Imran adalah keluarga kecil. Pasangan suami istri dengan dua anak perempuan.

Istri Imran bernama Hannah binti Faquda. Ada juga yang menyebut Qa’uda bin Qubaila. Hannah adalah seorang wanita yang tekun beribadah. Sebagaimana kisahnya dalam Al-Quran surah Ali Imran [3]: 35.

أَمۡ يَقُولُونَ ٱفۡتَرَٮٰهُ‌ۖ قُلۡ إِنِ ٱفۡتَرَيۡتُهُ ۥ فَعَلَىَّ إِجۡرَامِى وَأَنَا۟ بَرِىٓءٌ۬ مِّمَّا تُجۡرِمُونَ (٣٥)

Artinya: “Malahan kaum Nuh itu berkata: “Dia cuma membuat-buat nasehat saja”. Katakanlah: “Jika aku membuat-buat nasehat itu, maka hanya akulah yang memikul dosaku, dan aku berlepas diri dari dosa yang kamu perbuat“. (Q.S. Ali Imran [3]: 35).

Sedangkan putri tertua adalah Asy-ya’. Putri sulung Imran ini dinikahi oleh Nabi Zakariya. Dan merupakan ibu dari Nabi Yahya. Ada juga yang mengatakan ia adalah bibinya Maryam. Bukan saudara perempuannya.

Putri kedua adalah Maryam. Dia wanita ahli ibadah yang suci. Maryam merupakan ibu Nabi Isa. Ia adalah wanita terbaik dan tersempurna. Sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah Shalallau Alaihi wa Salam. Dari Abu Musa a, Rasulullah Shallahu Alaihi wa Salam bersabda:

كَمَلَ مِنَ الرِّجَالِ كَثِيرٌ، وَلَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّسَاءِ غَيْرُ مَرْيَمَ بِنْتِ عِمْرَانَ، وَآسِيَةَ امْرَأَةِ فِرْعَوْنَ، وَإِنَّ فَضْلَ ‏عَائِشَةَ عَلَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيدِ عَلَى سَائِرِ الطَّعَامِ

Artinya: “Lelaki yang sempurna jumlahnya banyak. Dan tidak ada wanita yang sempurna selain Maryam binti Imran dan Asiyah istri Firaun. Dan keutamaan Aisyah dibandingkan wanita lainnya, sebagaimana keutamaan ats-Tsarid dibandingkan makanan lainnya.” (HR. Bukhari, no. 5418 dan Muslim, no. 2431)

Cucu Imran

Pertama. Nabi Isa

Nabi Isa adalah rasulullah dan kalimat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Dia sampaikan pada Maryam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَسۡتَبۡشِرُونَ بِنِعۡمَةٍ۬ مِّنَ ٱللَّهِ وَفَضۡلٍ۬ وَأَنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجۡرَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ (١٧١)

Artinya:”Mereka bergirang hati dengan ni’mat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (Q.S. Ali-Imran 3:171)

Kedua. Nabi Yahya

Nabi Yahya adalah hamba dan utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Beliau putra dari Nabi Zakariya. Beliau adalah doa Nabi Zakariya yang terkabul. Serta kabar gembira untuknya setelah mencapai usia yang tua.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surah Ali Imran [3]: 38-39.

هُنَالِكَ دَعَا زَڪَرِيَّا رَبَّهُ ۥ‌ۖ قَالَ رَبِّ هَبۡ لِى مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً۬ طَيِّبَةً‌ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ (٣٨) فَنَادَتۡهُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ وَهُوَ قَآٮِٕمٌ۬ يُصَلِّى فِى ٱلۡمِحۡرَابِ أَنَّ ٱللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحۡيَىٰ مُصَدِّقَۢا بِكَلِمَةٍ۬ مِّنَ ٱللَّهِ وَسَيِّدً۬ا وَحَصُورً۬ا وَنَبِيًّ۬ا مِّنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ (٣٩)

Artinya: “Di sanalah Zakariya berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” (38) Kemudian para malaikat memanggilnya, ketika dia berdiri melaksanakan shalat di mihrab, “Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran) Yahya, yang membenarkan suatu kalimat (firman)1 dari Allah, panutan, berkemampuan menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi di antara orang-orang saleh.” (Q.S. Ali Imran [3]: 38-39)

Membenarkan kedatangan seorang nabi yang diciptakan dengan kata “kun” (jadilah) tanpa ayah yaitu Nabi Isa. Di antara keistimewaannya adalah tak ada seorang pun sebelum beliau bernama Yahya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَـٰزَڪَرِيَّآ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَـٰمٍ ٱسۡمُهُ ۥ يَحۡيَىٰ لَمۡ نَجۡعَل لَّهُ ۥ مِن قَبۡلُ سَمِيًّ۬ا (٧)

Artinya: “Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia”. (Q.S. Maryam [19]: 7)

Nabi Yahya adalah seorang pemuda yang cerdas. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi keistimewaan pada akalnya. Menganugerahkannya hikmah di usia beliau. Dan kegemaran dalam beribadah. Beliau senantiasa duduk di mihrab-mihrab ilmu. Senang mengkaji Taurat. Berilmu dan mengamalkan kandungan kitab suci itu. Beliau berbicara dengan kebenaran. Dan tidak takut celaan orang-orang yang mencela. Dan ancaman orang-orang yang zalim.

Kunci Keberhasilan Pembinaan Keluarga

Keberhasilan keluarga Imran membina keluarga adalah tidak terlepas dari pendidikan yang dilakukan oleh istri Imran. Dari rangkaian ayat di atas antara lain dapat disimpulkan, bahwa pendidikan yang dilakukan oleh keluarga Imran khususnya ibunya Maryam adalah pendidikan yang meliputi:

Pre Natal (Sebelum anak lahir), Dengan melakukan beberapa hal antara lain:

Pertama.  Memilih jodoh yang baik. Kedua. Menikah secara sah Ketiga. Berdzikir dan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Keempat. Makan makanan yang halal. Kelima. Memikirkan kebaikan masa depan anak.

PostNatal (Setelah anak lahir) Dengan melakukan beberapa hal antara lain:

Pertama. Tidak membedakan gender. Kedua. Memberi nama yang baik Ketiga. Menjaga pengaruh buruk lingkungan. Keempat. Memberikan pendidikan yang baik. Kelima. Menjaga nutrisi / gizi makanan.

Ciri-ciri Wanita / Ibu yang baik

Pertama. Abidah (Ahli Ibadah). Kedua. Muta’allimah (Pembelajar) Ketiga. Murobbiah (Perawat) Keempat. Mu’allimah (Pendidik) Kelima. Mudarrisah (Pengajar) Keenam. Ro’iyyah (Pemelihara atau Penggembala).

Doa-Doa Untuk

Doa setelah akat nikah atau malam pertama, dengan suami memegang ubun-ubun istri.

اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُك خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتهَا عَلَيْهِ وَأَعُوذُ بِك مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتهَا عَلَيْهِ

Artinya: “Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabiat yang ia bawa. Dan aku berlindung dari kejelekannya dan kejelekan tabiat yang ia bawa.” (H.R. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Doa sebelum jima’

بِسْمِ اللهِ، اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah kami dari syaithan dan jauhkanlah syaithan untuk mengganggu apa yang Engkau rezekikan kepada kami.” (H.R. Bukhari V/141 dan Muslim II/1028).

Doa setelah anak lahir

“Aku memohon perlindungan kepada Allah untuk kalian berdua (Hasan dan Husain) dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari setiap kejahatan setan dan binatang bisa yang mematikan, dan dari setiap mata yang hasud” (H.R. Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Hibban dari Abdullah bin Abbas)

Doa setiap ba’da salat

وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَٲجِنَا وَذُرِّيَّـٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡيُنٍ۬ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِينَ إِمَامًا (٧٤)

Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami, sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. AlFurqan [25]: 74)

(A/R8/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.