IMAM YAKHSYALLAH ANGKAT DIPLOMAT PALESTINA JADI DUTA HIZBULLAH

Sekretaris Pertama Kedutaan Palestina Taher Ahmad (kiri) bertemu dengan mantan relawan pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza Palestina, Darusman (kanan). (Foto: Rudi/MINA)
Sekretaris Pertama Kedutaan Palestina (kiri) bertemu dengan relawan pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza Palestina, Darusman (kanan). (Foto: Rudi/MINA)

Bogor, 27 Sya’ban 1436/14 Juni 2015 (MINA) – Imam Jamaah Muslimin (Hizbullah) Yakhsyallah Mansur pada Ahad pagi (14/6) secara resmi mengumumkan, mengangkat Sekretaris Pertama Kedutaan Palestina sebagai Duta Hizbullah.

Taher Ahmad beberapa tahun sebelumnya telah diangkat dengan jabatan yang sama di masa (alm) Imam Muhyiddin Hamidy, imam kedua Jamaah Muslimin setelah (alm) Syeikh Wali Al-Fattah.

Jamaah Muslimin (Hizbullah) adalah wadah kesatuan umat Islam yang dipimpin oleh seorang Imam bagi Muslimin seluruh dunia yang telah bai’at (berjanji setia).

Mereka menyiarkan tentang pentingnya kesatuan umat di bawa tuntunan Al-Quran dan As-Sunnah.

Ahmad yang mewakili kehadiran Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi, dalam sambutannya mengatakan, Umat Islam saat ini mengalami kodisi yang sangat buruk dan sulit.

Menurutnya, ada sekelompok umat Islam yang hanya bertujuan menanam benih-benih perpecahan di dalam kesatuan umat Islam.

“Sesungguhnya keistimewaan yang membedakan umat Islam dengan umat yang lain adalah karena umat Islam itu satu,” kata Ahmad di depan ribuan peserta tabligh akbar yang datang dari berbagai wilayah Indonesia.

Dengan merujuk ayat Al-Quran Surah Ali Imran ayat 103, Ahmad menyeru umat Islam untuk bersatu, karena menurutnya persatuan adalah jalan keselamatan bagi umat Islam.

“Dalil-dalil dari Al-Quran dan hadits memerintahkan kepada umat Islam untuk saling mencintai dan melarang dengan tegas bertengkar. Tetapi tidak mungkin akan besaudara, kecuali bersatu padu,” tegasnya.

Ahmad mencontohkan dengan sejarah Perang Badar dan Pembebasan Makkah di masa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam).

Dia memaparkan, pada perang Badar, kaum Muslimin berhasil menawan 40 orang kafir Quraisy, tapi Rasulullah tidak membunuh mereka, melainkan menawarkan agar mereka memberikan jasa dengan mengajari anak-anak Muslim membaca. Kemudian mereka dibebaskan kembali ke Kota Makkah.

“Ketika peristiwa Pembebasan Makkah, umat Islam tidak membunuh seorang pun, karena Islam adalah rahmat bagi seluruh alam,” tambahnya. (L/P001/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0