Jakarta, MINA – Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menggelar diskusi publik yang bertajuk “Ekonom Perempuan: Mewaspadai Resesi Ekonomi Global”, bertempat di ITS Office tower, Pejaten, Jakarta Selatan, Jumat (20/12).
Acara itu diharapkan dapat bermanfaat bagi pengambilan keputusan oleh para pembuat kebijakan dan para pemangku kebijakan perekonomian secara keseluruhan.
Dalam acara tersebut hadir sebagai pembicara Dr. Aviliani Ekonom Senior INDEF, Esther Sri Astuti, Ph.D Direktur Program INDEF, Riza Pujarama, M.Si Peneliti INDEF, dan Mirah Midadan Fahmid, M.Sc Peneliti INDEF.
Esther mengatakan, resesi ekonomi global sudah ada di depan mata. Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan hanya akan sebesar 3,0 persen di tahun ini, setelah tahun lalu mampu tumbuh 3,6 persen di tahun ini, setelah tahun lalu mampu tumbuh 3,6 persen (IMF, Oktober 2019).
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Hal ini karena pertumbuhan ekonomi negara-negar maju semakin melesu bahkan diproyeksikan akan berada di bawah dua persen di tahun ini dan tahun depan,” ujarnya.
Sementara itu, ia menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnansi di lima persen, karena bertumbuhan pada konsumsi. Menurutnya, ekspor Indonesia masih terkendala dengan penurunan harga komoditas dan dampak perang dagang.
Pada saat yang sama ekonomi global juga melambat. Terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi Eropa dan China sejak akhir 2018. Sementara itu di 2019, ekonomi AS juga ikut melambat. (L/HD/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah