Jakarta, MINA – Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Dr. Aviliani menilai, intensif yang harus dikembangkan untuk memajukan ekonomi syariah di Indonesia yaitu dengan mengembangkan sektor riilnya.
“Menurut saya jangan hanya pada banknya dulu, tapi ekonomi syariahnya, ekonomi artinya sektor riilnya. Sekarang itu kan sektor riilnya belum banyak yang syariah,” ujar Aviliani kepada MINA usai acara diskusi publik “Catatan Akhir Tahun: Mewaspadai Resesi Ekonomi Global” bertempat di ITS Tower, Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Jumat (20/12).
Ia mengatakan, sebenarnya ekonomi syariah itu bagus dari sisi teori tapi dalam praktiknya masih belum baik.
Potensi ekonomi syariah di Indonesia sangatlah besar dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Berdasarkan Global Islamic Finance Report, Indonesia berhasil meraih peringkat pertama dalam pengembangan ekosistem keuangan syariah.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Indonesia sendiri juga memiliki peringkat yang baik dalam industri halal dunia. Dilansir dari Media Keuangan yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Indonesia menempati peringkat satu pendapatan terbesar dari sektor makanan halal.
Kemudian, Indonesia juga menduduki peringkat kedua pendapatan kosmetik halal, peringkat tiga pendapatan pakaian Islami, dan peringkat delapan aset keuangan syariah dalam skala global.
Hadir dalam acara itu sebagai pembicara, Ekonom Senior INDEF Dr. Aviliani, Esther Sri Astuti, Ph.D Direktur Program INDEF, Peneliti INDEF Riza Pujarama, M.Si dan Mirah Midadan Fahmid, M.Sc.
Melalui diskusi dan catatan akhir tahun INDEF, diharapkan acara itu dapat bermanfaat bagi pengambilan keputusan oleh para pembuat kebijakan dan stakeholders perekonomian secara keseluruhan. (L/Ais/R01)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Mi’raj News Agency (MINA)