Jakarta, MINA – Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Mirah Midadan Fachmid mengatakan, sejak digelontorkannya Dana Desa (DD) belum terlihat perbaikan mensejahterakan rakyat dalam bentuk pengurangan tingkat kemiskinan yang diukur melalui Rasio Dini.
“Sejak 2015-2019 tingkat penurunan penduduk miskin sebesar 2,7 persen, sedangkan sebelum adanya DD pemerintah mampu menurunkan jumlah penduduk miskin sebesar 3,1 persen, ini menunjukkan DD belum mampu memperbaiki tingkat kemiskinan di Perdesaan,” ujar Mirah.
Hal itu disampaikannya pada diskusi publik yang bertajuk “Ekonom Perempuan: Mewaspadai Resesi Ekonomi Global”, di ITS Office Tower, Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Jumat (20/12).
Lebih lanjut Mirah menjelaskan, faktanya DD banyak digunakan untuk membangun infrastruktur dibandingkan melakukan pemberdayaan masyarakat. Alasannya karena pertanggung jawaban pembangunan infrastruktur lebih mudah untuk dilengkapi dibandingkan jika melakukan aktivitas atau usaha pemberdayaan masyarakat.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Dengan digelontorkannya dana desa untuk infrastruktur, seharusnya juga digunakan dalam pemberdayaan masyarakat, dengan melahirkan Enterpreneurs,” kata Mirah.
“Dengan begitu masyarakat mampu mengembangkan bisnis-bisnis baru yang lahir dari desa dengan keunikan karakteristik kawasan perdesaan,” pungkasnya.
Dalam acara diskusi publik INDEF, hadir sebagai pembicara Dr. Aviliani Ekonom Senior INDEF, Esther Sri Astuti, Ph.D Direktur Program INDEF, Peneliti INDEF Mirah Midadan Fachmid M.Si dan Riza Pujarama M.Si. (L/hju/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah