Indonesia Jadi Saksi Penandatanganan Perjanjian Damai AS-Taliban

Doha, MINA – Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menghadiri penandatangan kesepakatan untuk Perdamaian Amerika Serikat- pada Sabtu (29/2) yang berlangsung di Doha, Qatar. Ia berharap masyarakat internasional mengawal proses selanjutnya.

“Masyarakat internasional harus memberikan dukungan penuh terhadap proses selanjutnya pasca penandatangan perjanjian ini” sebut Retno dalam keterangan pers yang diterima MINA, Ahad (1/3).

Dalam Penandatanganan kesepakatan perjanjian damai, AS diwakili oleh Zalmay Khailzad, utusan khusus yang juga Perwakilan Khusus untuk Rekonsiliasi Afganistan dan Taliban diwakili oleh kepala negosiator, Mullah Abdul Ghani Baradar.

Menurut Retno, hal yang terpenting pasca perjanjian itu adalah implementasi dari perjanjian damai tersebut dan proses dialog antara pihak di Afghanistan atau yang disebut dengan Intra-Afghan Dialogue.

“Sesuai amanat konstitusi Indonesia, Indonesia siap untuk berkontribusi untuk mendorong terus proses perdamaian di Afghanistan khususnya Intra Afghan Dialogue” sebut menlu.

Selama ini Indonesia fokus membangun dua elemen penting dalam proses perdamaian di Afghanistan yaitu peran ulama dan pemberdayaan perempuan di negara itu.

“Saya akan terbang malam ini ke Kabul untuk meluncurkan Indonesia-Afghan Women Solidarity Network bersama dengan tokoh perempuan Indonesia untuk membahas pemberdayaan perempuan dalam mendorong perdamaian di Afghanistan” kata Retno.

Menlu Retno diundang dalam penandatangan perjanjian damai antara AS dan Taliban mewakili Indonesia sebagai negara yang tergabung dalam co-fasilitators atau negara like-minded yang selama ini berkontribusi besar bagi perdamaian di Afghanistan.

Lima negara yang selama ini yang masuk sebagai co-fasilitator adalah Indonesia, Jerman, Norwegia, Qatar dan Uzbekistan. Dalam pembicaraan, kelima negara berkomitmen untuk terus memberikan dukungan agar proses perdamaian tersebut dapat berlanjut dan lestari sehingga rakyat Afghanistan dapat hidup dengan damai. (R/RE1)

Mi’raj News Agency (MINA)