Jakarta, MINA – Indonesia sangat prihatin dengan meningkatnya kekerasan di Myanmar yang telah menyebabkan korban jiwa dan luka-luka.
“Ucapan duka cita dan bela sungkawa yang mendalam kepada korban dan keluarganya,” tulis Kementerian Luar Negeri RI dalam siaran persnya, Senin (1/3).
Indonesia menyerukan agar aparat keamanan tidak menggunakan kekerasan dan menahan diri guna menghindari lebih banyak korban jatuh serta mencegah situasi tidak semakin memburuk.
Seperti dikutip dari BBC, aparat keamanan di Myanmar menembaki para pengunjuk rasa dan menewaskan setidaknya 18 orang, menurut organisasi HAM PBB, Ahad (28/2).
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Korban meninggal dilaporkan terjadi di Yangon, Dawei, dan Mandalay oleh polisi Myanmar yang menggunakan peluru tajam, peluru karet dan meriam air.
Lebih dari 30 orang juga dilaporkan mengalami luka-luka dalam sejumlah aksi unjuk rasa, kata organisasi HAM PBB.
“Rakyat Myanmar berhak untuk menggelar aksi damai dan berhak untuk menyuarakan desakan pemulihan demokrasi,” kata juru bicara organisasi HAM PBB, Ravina Shamdasani.
“Penggunakan senjata mematikan terhadap unjuk rasa damai tidak pernah bisa dibenarkan menurut normal hak asasi manusia internasional,” imbuhnya. (T/RE1/R1)
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
Mi’raj News Agency (MINA)