Jakarta, MINA – Indonesia menempati peringkat teratas dalam hal kepemimpinan dan potensinya dalam perbankan serta keuangan Islam global pada Global Islamic Finance Report (GIFR) 2019.
“Alhamdulillah, suatu hal yang membanggakan, mengingat tahun lalu kita berada di peringkat keenam,” ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam acara Penyerahan GIFR 2019 Award yang bertemakan Fintech, Artificial Intelligence and Innovation in Islamic Finance, di Jakarta pada Kamis (17/10).
Indonesia meraih posisi tersebut dengan skor 81,93 dengan menyalip negara GCC dan Malaysia yang mendominasi peringkat atas sejak 2011.
Bambang mengatakan, capaian itu merupakan pengakuan atas usaha bersama semua pihak, baik pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat dalam mewujudkan Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah (MAKSI) dan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI).
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
GIFR merupakan laporan tahunan yang dipublikasikan Cambridge Institute of Islamic Finance (Cambridge-IIF) dan diproduksi oleh Cambridge IFA, sebuah insitusi think tank global untuk industri perbankan dan keuangan yang berbasis di Inggris.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Director General of Cambridge-IIF Humayon Dar kepada Menteri Bambang sekaligus sebagai Sekretaris Dewan Pengarah Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS).
Humayon Dar membeberkan beberapa faktor yang mendorong Indonesia ke peringkat teratas. Di antaranya perkembangan regulasi yang diikuti oleh peningkatan ekosistem industri perbankan dan keuangan syariah, dukungan politik yang kuat dari pemerintah serta juga potensi besar yang ditawarkan ekonomi syariah.
“Populasi Muslim Indonesia menempati porsi 13 persen dari total penduduk Muslim global atau setara dengan 215 juta jiwa. Potensi besar ini disadari pemerintah, maka itu dibentuklah KNKS melalui Peraturan Presiden No. 91 Tahun 2016, dan dipimpin langsung oleh Presiden,” ujarnya. (L/Sj/RI-1)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon