Petaling Jaya, MINA – Malaysia dikhawatirkan akan lebih condong membeli senjata dari Cina jika Kuala Lumpur ‘bergantug’ pada uang Beiing dalam membiayai megaproyek di negeri jiran itu.
Hal itu disampaikan Mohd Arshad Raji, seorang pensiuan militer Malaysia berpangkat brigadir jenderal, seperti dilaporkan laman Free Malaysia Today (FMT), Senin (21/8).
Berbicara kepada FMT, Mohd Arshad mengatakan, laporan tersebut seharusnya tidak mengherankan.
“Mengingat semakin hangatnya hubungan dan masuknya uang Cina ke negara ini, wajar bila pemerintah membeli lebih banyak senjata dan peralatan militer dari Beijing,” kata Arshad.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Megaproyek East Coast Rail Link (ECRL) bernilai RM55 miliar (Rp173 trilun) dan Gateway Melaka bernilai RM43 miliar (Rp133 triliun), misalnya, menimbulkan pertanyaan tentang keamanan dan netralitas Malaysia di kawasan yang dipantau ketat oleh adidaya dunia
Arshad mengatakan, secara tradisional Malaysia membeli senjata dan peralatan militer dari negara-negara barat, seperti Inggris dan Amerika Serikat.
Dia percaya bahwa peralihan langkah Kuala Lumpur untuk membeli senjata dari Cina dapat memengaruhi perdagangan bilateral Malaysia dengan Amerika dan Inggris.
“Tapi kekhawatiran terbesar saya adalah bahwa poros menuju Cina dalam hal pertahanan dapat memengaruhi hubungan netral dan militer kita dengan sekutu tradisional kita,” ujarnya.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
“Cina mengadopsi sikap agresif dan dominan, terutama di Laut Cina Selatan, tempat ia meningkatkan kehadiran militernya,” ia menambahkan.
Arshad juga menyuarakan keprihatinan bahwa ketergantungan pada senjata dan peralatan militer ‘Negeri Tirai Bambu’ dapat membuka pintu bagi Cina untuk menyebarkan doktrin militernya di Malaysia.
“Malaysia, sebagai negara Persemakmuran, lebih condong ke arah doktrin militer barat. Intinya, doktrin militer bertindak sebagai panduan untuk membantu kita membakukan operasi kita. Ini mewakili kepercayaan dan prinsip utama kita tentang bagaimana perang harus dilakukan.”
Arshad mengatakan, dia tidak yakin doktrin militer Cina cocok untuk Malaysia.
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas
Analis keamanan independen Lam Choong Wah mengatakan, keinginan Cina menjual senjata kepada Malaysia bukanlah hal yang luar biasa karena tidak berbeda dengan apa yang telah dilakukan oleh negara-negara barat selama puluhan tahun.
“Menurut saya, menyebut Cina secara khsusus dari negara lain yang menjual senjata memberikan persepsi bahwa Cina menginginkan Malaysia tunduk pada pengaruh mereka,” kata dia. “Padahal sebenarnya hal itu pula yang dilakukan AS dan Inggris selama puluhan tahun.”
Lam mengatakan, dia tidak yakin Putrajaya akan membeli senjata dan peralatan militer Cina karena berkaitan dengan kepentingan keamanan nasional.
“Perdagangan militer tidak sesederhana transaksi komersial dan tunduk pada evaluasi keamanan,” kata Lam.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
Lam mengatakan pembelian senjata dan peralatan militer Malaysia sebelumnya dari Inggris, Amerika Serikat, Rusia, Prancis, dan bahkan Cina adalah bukti dari hal itu. (T/R11/RS1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki