Jakarta, 14 Jumadil Akhir 1437/23 Maret 2016 (MINA) – Investor Timur Tengah menyampaikan minatnya untuk menanamkan modal di sektor pariwisata Indonesia. Lokasi yang dipilih untuk menanamkan modal investasi tersebut adalah Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Nusa Tenggara Barat dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung. Minat investasi tersebut disampaikan kepada kantor perwakilan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani menyampaikan, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor prioritas yang diharapkan terus meningkat realisasinya untuk mendukung pencapaian target investasi nasional tahun ini sebesar Rp 594,8 triliun.
“Dengan masuknya minat investasi dari Timur Tengah ini diharapkan dapat berkontribusi secara positif terhadap upaya pemerintah mendorong investasi di sektor pariwisata ujarnya dalam keterangan resmi kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu (23/3)
Menurut Franky, minat investasi dari investor Timur Tengah di sektor pariwisata menunjukkan bahwa pengembangan potensi pariwisata di Indonesia masih terbuka sangat lebar.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Pihaknya menilai investor Timur Tengah juga memiliki kapasitas untuk melakukan investasi di tandai dengan keberadaan satu-satunya aliansi global investor real estate dan perhotelan yang memiliki 78 anggota dengan perkiraan total aset mencapai US$ 80 miliar dengan anggota para institutional investors, pengusaha perhotelan dan asset managers, antara lain Host Hotels & Resorts serta Blackstone.
“Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika dan Tanjung Lesung yang dipilih juga menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah memfokuskan dua kawasan ekonomi tersebut sebagai cluster pariwisata direspons positif oleh investor,” jelasnya.
“Disamping itu, juga dijelaskan tentang insentif investasi meliputi tax holiday, tax allowance, import duty facility dan insentif khusus untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di bidang pariwisata seperti Mandalika, Lombok dan Tanjung Lesung, Banten,” imbuhnya.
Selama ini negara-negara Timur Tengah masih berada di papan tengah daftar peringkat negara-negara yang menanamkan modalnya di Indonesia. Apabila merujuk pada data rencana investasi yang dirilis BKPM periode Januari-Desember 2015, Iran menempati peringkat ke-8 dengan nilai rencana investasi Rp 50 triliun, Yordania di peringkat ke-16 dengan nilai investasi Rp 3,3 triliun, Uni Emirat Arab berada di peringkat-19 dengan nilai rencana investasi Rp 2,5 triliun kemudian Saudi Arabia menempati peringkat ke-22 dengan nilai Rp 1,6 triliun baru diikuti oleh negara-negara Timur Tengah lainnya.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Timur Tengah merupakan salah satu prioritas pemasaran investasi BKPM pada tahun 2015 bersama Singapura, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Amerika Serikat, Australia, Taiwan, Timur Tengah, Malaysia dan Inggris. (L/P010/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon