Baghdad, MINA – Perdana Menteri Irak Mohammed Shia Al-Sudani mengatakan pada Sabtu (6/9) pemerintahnya telah memulai upaya untuk mengaktifkan kembali jalur ekspor minyak Irak-Suriah sebagai bagian dari upaya untuk mendiversifikasi jalur ekspor dan memperluas kapasitas penyulingan.
Berbicara di Forum Energi Internasional Baghdad, Al-Sudani mengatakan pembicaraan telah diadakan beberapa pekan lalu untuk mengaktifkan kembali rute tersebut.
Dia menambahkan, pekerjaan sedang berlangsung pada pipa Basra–Haditha sepanjang 685 km. dikutip dari Arab News.
“Minyak Irak akan terus memasok pasar global setidaknya selama 120 tahun, meskipun pangsa ekspor kita tidak sebanding dengan besarnya cadangan, kapasitas produksi, dan populasi,” ujarnya.
Baca Juga: Muslim Rohingya Dipajak Tinggi dalam Pertanian dan Perikanan oleh Milisi Buddha
Al-Sudani menyoroti upaya pemerintah untuk menarik investasi, khususnya dalam penyulingan dan pemanfaatan gas.
Ia mengatakan Irak bermaksud mengakhiri pembakaran gas terkait dan memanfaatkan sepenuhnya sekitar 1,3 miliar kaki kubik standar per hari.
Ia juga mencatat perluasan kilang yang ada, peresmian kilang Karbala, dan enam peluang investasi baru di sektor kilang yang dirancang untuk memperkuat kemitraan dengan sektor swasta.
Al-Sudani mengatakan tujuan strategis Irak adalah untuk mengubah setidaknya 40 persen produksi minyak mentahnya menjadi derivatif bernilai tinggi pada tahun 2030, dengan beberapa proyek telah diluncurkan untuk mendukung rencana tersebut. []
Baca Juga: Gempa Afghanistan, Rusia dan Jepang Kirim Bantuan Kemanusiaan
Mi’raj News Agency (MINA)