Jakarta, MINA – Inter Religious Council (IRC) Indonesia akan menggelar musyawarah antar pemuka agama untuk kerukunan anak bangsa. Kegiatan ini rencananya akan digelar selama tiga hari dari tanggal 8 hingga 10 Februari 2018 di Gedung Nusantara V, Komplek Parlemen, Jakarta.
Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Din Syamsuddin secara pribadi mendukung penuh rencana musyawarah tingkat nasional yang rencananya akan dibuka dengan sambutan dari sejumlah pimpinan agama masing-masing.
“Kita dialogkan soal pandangan umat-umat beragama terhadap eksistensi NKRI. Nah ini kan masih ada perbedaan pandangan, maka perlu diluruskan,” ujar Din dalam pertemuannya dengan jajaran Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), di Jakarta, Kamis (4/1).
Din mengatakan, kegiatan tersebut diharapkan menjadi jalan tengah mempererat hubungan antara agama di Indonesia. Nantinya, kegiatan itu juga akan menyepakati poin-poin penting terkait menjaga NKRI berlandaskan Pancasila.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
“Kita nanti akan menyepakati sebuah kesepatakan. Kalau ada yang tidak setuju, kita libas,” katanya dengan nada bercanda.
Sejumlah tokoh agama nantinya akan diundang. Seperti misalnya tokoh Islam, tokoh Hindu, tokoh Budha, tokoh Konghuchu, dan sejumlah lainnya.
“Saya pikir ada istilah ‘garis keras’ dalam beragama itu karena kesalahan atau sempitnya dalam memahami suatu agama,” kata Din.
Din menegaskan bahwa agenda pertemuan antar pemuka agama untuk kerukunan masyarakat di Indonesia saat ini sangat mendesak.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
“Sejak era Reformasi, ada kelompok-kelompok yang mengekspresikan pandangannya terlalu berlebihan. Sehingga harus segera diluruskan dan diarahkan agar tidak menjadi pemicu perpecahan,” katanya.
Dalam kaitan ini, pendiri IRC Indonesia ini mengatakan, hasil dari musyawarah tersebut akan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Nanti kita serahkan hasilnya kepada Presiden. Apakah nanti tanggal 10 atau tanggal 11, kita lihat nanti,” katanya. (L/R06/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka