Baghdad, 2 Ramadhan 1435/30 Juni 2014 (MINA) – Kelompok bersenjata penentang pemerintah di Irak dan Suriah, Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) telah mengumumkan pembentukan sebuah “khilafah” yang mengangkangi kedua negara.
Dalam sebuah rekaman audio yang didistribusikan secara online pada Ahad, kelompok tersebut menyatakan tokoh utamanya, Abu Bakr Al-Baghdadi, sebagai “khalifah” dan “pemimpin bagi umat Islam di mana pun”.
Baghdadi diyakini menjadi pemimpin ISIL, dan diumumkan bahwa mereka sekarang disebut “Negara Islam”, Al Jazeera yang dikutip MINA.
Menurut pernyataan itu, kekhalifahan baru membentang dari provinsi Diyala Irak hingga Aleppo Suriah.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Dewan Syura Negara Islam bertemu dan membahas masalah ini (kekhalifahan). Negara Islam memutuskan untuk mendirikan negara Islam dan menunjuk khalifah untuk negara kaum muslimin,” kata juru bicara ISIL Abu Mohammad Al-Adnani.
“Kata-kata ‘Irak’ dan ‘Levant’ telah dihapus dari nama Negara Islam baik di koran dan dokumen resmi,” kata Adnani yang menggambarkan khalifah sebagai “impian di semua hati umat Islam” dan “harapan semua mujahid”.
Dari Baghdad, Imran Khan Al Jazeera melaporkan bahwa khilafah secara efektif adalah sebuah republik Islam yang dipimpin oleh seorang pemimpin, terlepas dari batas-batas nasional.
Dengan pengumuman tersebut, kelompok bersenjata tersebut menyatakan bahwa ISIL sekarang adalah “negara muslim sejati” yang sah.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Menurut Khan, pengumuman itu dapat menyebabkan masalah dengan pejuang Sunni lainnya di Irak, yang memerangi pemerintah pusat Nouri Al-Maliki bukan untuk kekhalifahan.
Pengumuman kelompok itu muncul ketika tentara Irak secara ofensif menekan untuk merebut kembali kota utara Tikrit.
Sumber-sumber keamanan mengatakan, tentara yang didukung oleh helikopter tempur mulai menyerang kota sejak Sabtu, sementara tank dan helikopter dikirim ke daerah-daerah sekitar Universitas Tikrit pada Ahad.
Serangan itu adalah upaya besar pertama oleh tentara Irak untuk merebut kembali wilayah Tikrit setelah Amerika Serikat mengirim 300 penasihat militer, sejumlah pasukan khusus, dan drone untuk membantu pemerintah. (T/P09/EO2)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon