Kuala Lumpur, MINA – Yang Dipertuan Agong (Raja) Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah pada Jumat (20/8) menunjuk Ismail Sabri Yaakob sebagai perdana menteri, menggantikan Muhyiddin Yassin yang mengundurkan diri pada awal pekan ini setelah kehilangan dukungan mayoritas di parlemen.
Ismail, 61, akan dilantik sebagai PM ke IX Malaysia, pada Sabtu (21/8).
Ia adalah Wakil Presiden Partai Organisasi Melayu Bersatu (UMNO) dan Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Muhyiddin sebelumnya. AlJazeera melaporkan.
Penunjukan Ismail pada dasarnya mengembalikan aliansi Muhyiddin dan membawa kembali UMNO berkuasa, partai yang telah memimpin Malaysia sejak kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1957, tetapi pada pemilihan umum2018 karena skandal keuangan bernilai miliaran dolar.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Pengumuman Agong itu dikeluarkan setelah raja bertemu dengan penguasa negara Melayu (negara-negara bagian Malaysia).
. Peran raja sebagian besar bersifat seremonial di Malaysia, tetapi dia menunjuk orang yang dia yakini memiliki dukungan mayoritas di Parlemen sebagai perdana menteri.
Sultan Abdullah mengatakan dalam sebuah pernyataan, dia berharap penunjukan Ismail akan mengakhiri gejolak politik negara itu.
Dia mendesak anggota parlemen untuk mengesampingkan perbedaan politik mereka dan bersatu mengatasi pandemi yang memburuk di negara itu.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Ismail Sabri yang terpilih sebagai anggota parlemen sejak 2004 menjabat sebagai menteri kabinet di bawah dua perdana menteri lainnya sebelum Muhyiddin. Dia memegang portofolio seperti pembangunan pedesaan dan regional, pertanian dan perdagangan domestik.
Di pemerintahan Muhyiddin, Ismail Sabri termasuk di antara menteri yang ditugasi membingkai respon Malaysia terhadap pandemi Covid-19.
Warga Malaysia yang marah meluncurkan petisi online untuk memprotes pencalonan Ismail dengan lebih dari 340.000 tanda tangan dikumpulkan sejauh ini. Banyak yang percaya penunjukan Ismail akan memulihkan status quo, dengan tanggapan yang dianggap gagal terhadap pandemi yang memburuk.
Malaysia memiliki salah satu tingkat infeksi dan kematian tertinggi di dunia, meskipun keadaan darurat tujuh bulan dan penguncian sejak Juni. Infeksi baru harian meningkat lebih dari dua kali lipat sejak Juni mencapai rekor baru 23.564 pada hari Jumat, menjadikan total negara itu menjadi lebih dari 1,5 juta kasus. Kematian telah melonjak hingga di atas 13.000. (T/R7/P1)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Mi’raj News Agency (MINA)