Al-Quds, MINA – Otoritas Pendudukan Israel mengizinkan ekspor program spyware “Pegasus” yang dikembangkan oleh perusahaan Israel, untuk memata-matai jurnalis dan aktivis dalam skala global.
Hal tersebut muncul dalam pernyataan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menanggapi pertanyaan Ketua Partai Meretz, Nitzan Horowitz soal ekspor program spyware yang dikembangkan oleh perusahaan Israel NSO yang dihubungkan dengan laporan media untuk meretas telepon genggam jurnalis, pegawai pelayanan sipil, aktivis hak asasi manusia di seluruh dunia.
“(Israel) mengizinkan ekspor sarana keamanan ke negara-negara demokrasi untuk penggunaan legal mereka dan untuk tujuan menyelidiki kejahatan dan terorisme. Kami sedang mempelajari informasi yang dipublikasikan tentang masalah ini,” kata Gantz dalam pernyataan yang dilaporkan situs web Hebrew Ynet dilaporkan PIP, Kamis (22/7).
Menanggapi hal ini, grup perusahaan NSO menolak informasi dan laporan media yang disebutnya sebagai “asumsi yang belum terkonfirmasi” dan mempertanyakan kredibilitas sumber investigasi.
Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur
Surat kabar Inggris The Guardian sebelumnya menerbitkan hasil investigasi yang dilakukan oleh 17 organisasi media, bahwa program mata-mata Israel “Pegasus” telah menyebar luas ke seluruh dunia dan digunakan untuk tujuan buruk.
Penyelidikan menunjukkan bahwa pemerintah di sedikitnya 10 negara termasuk klien perusahaan NSO Israel, terutama UEA, Arab Saudi, Bahrain, Kazakhstan, Meksiko, Maroko, Azerbaijan, Rwanda, Hongaria, dan India.
Pegasus digunakan untuk menyadap aktivis hak asasi manusia, memantau email, mengambil gambar dan merekam percakapan, setelah ponsel mereka diretas.
NSO didirikan pada 2010 lalu, mempekerjakan sekitar 500 karyawan, dan berkantor pusat di Tel Aviv.(T/R1/P1)
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Mi’raj News Agency (MINA)