Kairo, MINA – Pasukan pendudukan Israel menyerang Rafah, bagian paling selatan Gaza yang padat penduduk, saat perundingan gencatan senjata berlanjut di Kairo, Rabu (8/5).
Meskipun ada keberatan internasional, Israel mulai mengirim tank ke Rafah pada hari Selasa (7/5) dan menguasai persimpangan terdekat ke Mesir, yang merupakan saluran utama bantuan ke Jalur Gaza. Daily News Egypt melaporkan.
Seorang pejabat senior Amerika Serikat kemudian mengungkapkan, Washington telah menghentikan pengiriman bom ke Israel pekan lalu, karena kekhawatiran AS mengenai rencana serangan ke Rafah.
Dokter James Smith yang bekerja secara darurat di Rafah dan Khan Younis, mengatakan, dengan terganggunya akses kemanusiaan ke Rafah yang terancam serangan darat, akan menjadi bencana besar.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
“Kondisinya semakin buruk dalam beberapa hari terakhir, dan jelas lebih buruk lagi karena cuaca panas,” ujarnya.
Sementara itu, pembicaraan tentang gencatan senjata di hadapan semua pihak masih berlangsung di Kairo pada hari Rabu (8/5).
Seorang pejabat senior Hamas mengatakan putaran perundingan terakhir ini akan menentukan.
“Kami bersikeras pada tuntutan yang sah dari rakyat kami, dan tidak akan melepaskan hak-hak rakyat kami,” katanya, tanpa mau disebutkan namanya karena dia tidak berwenang untuk berbicara secara terbuka mengenai negosiasi tersebut.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun AS Bebaskan Saudara Laki-Laki Khaled Meshal
Pejabat tersebut sebelumnya telah memperingatkan bahwa ini akan menjadi “kesempatan terakhir” Israel untuk membebaskan sejumlah sandera yang masih berada di tangan pejuang Gaza.
Qatar yang menjadi penengah antara kedua belah pihak, menyerukan “tindakan internasional yang mendesak untuk mencegah invasi Rafah dan kejahatan genosida.” []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel