Ramallah, 8 Shafar 1436/1 Desember 2014 (MINA) – Menteri Ekonomi Nasional Palestina, Muhamad Mustafa mengatakan, Israel secara resmi menolak proposal kapal pembangkit listrik terapung milik Turki di pantai dekat Jalur Gaza untuk membantu mengatasi krisis listrik di daerah terkepung.
“Penolakan Israel mengharuskan kita untuk mengerahkan lebih banyak upaya untuk memecahkan masalah listrik di Gaza,” kata Mustafa dalam sebuah pernyataan. Sebagaimana dilaporkan Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin.
Mustafa mengatakan, beberapa hari terakhir terdapat peningkatan dalam sektor listrik, secara berturut-turut dapat beroperasi selama delapan jam, yang biasanya hanya lima jam.
“Saat ini kami sedang menunggu Israel memperluas saluran listrik, dalam rangka meningkatkan pemasokannya,” ujar Mustafa.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Sejak 2012, listrik di Jalur Gaza beroperasi sesuai dengan sistem rotasi, bekerja selama enam jam di beberapa daerah dan mengurangi selama enam jam untuk diberikan ke daerah lain.
Faktor-faktor yang memperburuk krisis listrik di Gaza diantaranya masalah infrastruktur, kurangnya bahan bakar industri yang diperlukan untuk menghasilkan listrik, serta masalah teknis pada pembangkit listrik Gaza.
Selama serangan Israel terbaru di Jalur Gaza, yang berlangsung selama 51 hari, menyebabkan 2.160 warga Palestina tewas, serta hancurnya pembangkit listrik satu-satunya di gaza menjadi sasaran serangan udara Israel.
Meskipun pembangkit listrik tetap fungsional, namun berhenti beroperasi karena kekurangan bahan bakar.
Baca Juga: Hujan Deras Rusak Tenda-Tenda Pengungsi di Gaza
Jalur Gaza membutuhkan 360 megawatt listrik, dan hanya 200 megawatt saat ini yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan sekitar 1,9 juta penduduk.
Gaza saat ini memiliki tiga sumber listrik: Israel, yang menyediakan 120 megawatt; mesir memasok 28 megawatt; dan pembangkit listrik Gaza yang menghasilkan antara 40-60 megawatt setiap hari.(T/P008/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Abu Obaida: Sandera Perempuan di Gaza Tewas oleh Serangan Israel