Tel Aviv, 9 Sya’ban 1435/7 Juni 2014 (MINA) – Presiden Israel Shimon Peres dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Jumat, mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih Mesir Abdul Fattah al-Sisi.
Dalam sebuah pernyataan, Peres “menekankan komitmen Israel untuk mempertahankan perjanjian damai dengan Mesir dan memperkuat kerjasama antara dua negara ” dan “berharap kemakmuran dan kesuksesan rakyat Mesir,” sebagaimana media Al Gemeiner yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
“Presiden Sisi akan memimpin Mesir untuk prestasi besar,” kata Peres, dilanjutkan dengan komentar balasanAl-Sisi pada akhir pernyataan yang mengungkapkan ucapan terima kasih kepada Peres untuk “kata-kata yang hangat.”
Secara terpisah, Netanyahu mengatakan ia “menekankan pentingnya hubungan strategis antara kedua negara dan menegakkan kesepakatan damai di antara mereka, dan berharap rakyat Mesir yang stabil, makmur dan damai di masa depan.”
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Al-Sisi memenangkan hampir 97 persen suara, dengan jumlah pemilih sekitar 47 persen pemilih dari total, sedangkan saingan satu-satunya Al-Sisi dalam pemilu, Hamdeen Sabbahi memperoleh 3,5 persen atau kurang lebih 735,285 orang,
Al-Sisi yang mengumumkan penggulingan Muhamad Mursi pada Juli 2013, didukung negara-negara barat dalam kemenangannnya sebagai presiden, meskipun Mursi adalah presiden pertama yang terpilih secara demokrasi, menyusul penggulingan Husni Mubarak yang telah lama berkuasa.
Selama kampanye, Mantan menhan yang mengumumkan penggulingan presiden Mursi ini dianggap sebagai “pahlawan” bagi rakyat pendukungnya, termasuk militer dan media-media Israel yang mengutip para pejabatnya dengan memuji upaya Al-Sisi menggulingkan presiden demokrasi pertama Mesir itu.
Serentak media-media Mesir meramaikan kampanye Al-Sisi yang wajahnya terpampang dihampir seluruh kegubernuran di Mesir, koresponden MINA di Kairo melaporkan awal 2014.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Pemilu yang dijadwalkan berlangsung dua hari, Senin dan Selasa (26-27), diperpanjang karena keikutsertaan rakyat yang mempunyai hak suara yang sangat rendah, dengan beberapa TPS terlihat kosong, menyusul aksi boikot pemilu oleh kelompok Ikhwanul Muslimin dan aktivis lainnya yang menolak penggulingan Mursi Juli 2013.
Pada hari ketiga, setelah sebelumnya media-media Mesir secara serentak “mengancam” dan menyerukan keikutsertaan pemilih, TPS-TPS mulai didatangi warga. Menurut badan pengawas pemilu Mesir, selama pemilihan dua hari pertama, hanya 7,5 persen warga yang memberikan hak suara mereka dari total hampir 54 juta warga.(T/P03/P04)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza