IYUS NURYASIH, tidak menyangka jika bisnis aneka kue yang digelutinya saat ini akan menjadi industri rumah kaum emak-emak yang terus berkembang.
Bermodal yakin dan dorongan keluarga dekatnya, Iyus yang lahir di Kuningan 8 Mei, 47 tahun lalu ini, membesarkan Rumkuna di Kampung Peundeuy, Patalagan, Pancalang, Kuningan, Jawa Barat.
Rumkuna adalah kepanjangan dari “Rumah Kue Ana” yang di dirikan pada tahun 2013.
Ana bukan nama anaknya, melainkan diambil dari nama almarhum keponakannya yang menderita penyakit leukimia.
Baca Juga: Bashar Assad Akhir Rezim Suriah yang Berkuasa Separuh Abad
Berangkat dari dorongan Ana semasa hidupnya, pada tahun 2006 pasca melahirkan anak kedua, Iyus Nuryasih resign dari pekerjaannya sebagai karyawan di sebuah distributor farmasi terbesar di Indonesia.
Awalnya ia hanya membuat cemilan sehat untuk anak-anaknya agar tidak jajan di luar. Kegiatan itu terus berlangsung dan suatu saat seorang teman mencicipi kue bikinannya dan mengatakan kuenya enak dan layak jual.
Tahun 2012 ia pindah dari Jakarta ke Kuningan dan saat itulah awal perjalanan Rumkuna.
“Ana sangat memuji kue-kue buatan saya, dan dia yang mendorong saya agar kuenya dijual,” kata Iyus mengenang awal Rumkuna berdiri.
Baca Juga: Nama-nama Perempuan Pejuang Palestina
Ana adalah orang yang mendorong dan memotivasi sehingga membuat ia percaya diri untuk menekuni bisnis kuliner.
Ramadhan pertama di Kuningan, saat ia kembali dari Jakarta, Iyus mencoba berjualan di pinggir jalan aneka makanan takjil. Siapa sangka kue yang disusun rapi di atas meja, terjual laris manis.
Berangkat dari sana, ia mulai percaya diri dan mencoba membuat berbagai jenis macam kue dan mulai berani menerima pesanan.
Semakin hari semakin bertambah pembeli, akhirnya ia mulai mengupdate diri untuk mengembangkan bakat dan bisnis kulinernya dengan mengikuti kursus membuat kue dan masakan.
Baca Juga: Sosok Abu Mohammed al-Jawlani, Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham
Usaha tak menghiati hasil, Rumkana mendapat pesanan rutin berbagai produk kue kotak dari pondok pesantren modern hingga sekarang.
Tahun 2018, Rumkana mencoba membuat produk baru memakai bahan baku yang dihasilkan daerah sekitar Cirebon dan Kuningan yang nantinya bisa dinikmati sebagai oleh oleh khas Cirebon, yaitu Pie Mangga Gedong. Selain Pie Mangga berbagai aneka kue kering.
“Alhamdulillah sudah ada dua perusahaan dan beberapa reseller yang tiap tahunnya memakai produk kue kering Rumkuna,” ujarnya
Kue kering yang menjadi primadona, banyak dipesan menjelang lebaran seperti nastar, chocomete dan satu keju juga banyak dipesan.
Baca Juga: Abah Muhsin, Pendekar yang Bersumpah Jihad Melawan Komunis
“Event lebaran Idul Fitri Rumkuna baru bisa menjual sekitar 900 toples kue lebaran. Belum bisa seperti brand lain yang omsetnya sangat besar. Tapi saya bersyukur sudah ada di titik ini,” tutupnya.
Rumkuna adalah industri kaum emak-emak yang semangatnya layak ditiru. Dari dapur rumah, dari tangan seorang Iyus, rupiah mengalir setiap harinya.
Kue apa saja yang bisa dibeli di Rumkuna? Semua sudah Iyus sajikan di ruang maya.
Mengikuti trend, etalase kue Rumkuna saat ini ada di sosial media Instagram, @rumkuna88. []
Baca Juga: Pangeran Diponegoro: Pemimpin Karismatik yang Menginspirasi Perjuangan Nusantara
Mi’raj News Agency (MINA)