Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KAA BENTUK DEWAN BISNIS ASIA-AFRIKA

Rudi Hendrik - Rabu, 22 April 2015 - 10:35 WIB

Rabu, 22 April 2015 - 10:35 WIB

703 Views

Para peserta Asian African Business Summit (AABS) 2015 dalam konferensi pers pada Rabu, di JCC. Foto: Rana/MINA

kadin-dkk-300x150.jpg" alt="Para peserta Asian African Business Summit (AABS) 2015 dalam konferensi pers pada Rabu, di JCC. Foto: Rana/MINA" width="300" height="150" /> Para peserta Asian African Business Summit (AABS) 2015 dalam konferensi pers pada Rabu, di JCC. Foto: Rana/MINA

Jakarta, 4 Rajab 1436/22 April 2015 (MINA) – Asian African Business Summit (AABS) 2015, sebagai side event Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika yang diadakan di Jakarta berhasil membuahkan kesepakatan pembentukan Asian Africa Business Council (AABC) atau Dewan Bisnis Asia Afrika.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan pembentukan AABC didedikasikan untuk menjembatani sekaligus memfasilitasi kerja sama antar dunia usaha di kawasan Asia Afrika.

“Pembentukan AABC menjadi isu penting, sebagai wadah untuk meningkatkan informasi bagi pengembangan kerja sama bisnis di Asia-Afrika,” kata Suryo di Jakarta, Selasa (21/4).

Menurut Suryo, pembentukan dewan bisnis tersebut sekaligus untuk dapat mengidentifikasi berbagai potensi ekonomi dan bisnis terutama di negara-negara Afrika.

Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan

“Kita pada posisi mendorong agar arus investasi dan perdagangan antara kedua kawasan bisa meningkat. Untuk itu perlu semacam peningkatan intensitas komunikasi dan pertemuan antarpengusaha di kedua benua tersebut,” tegasnya.

Ia menjelaskan, tindaklanjut dari pembentukan AABC ini akan dibicarakan kembali enam bulan mendatang. Akan ada pertemuan lagi mengenai strukturnya. Nantinya, dalam AABC dibentuk komite dan sektor-sektor yang dianggap prioritas yang bisa berubah tiap tahun,” tuturnya.

AABC ini hal yang lazim dibangun oleh kelompok ekonomi. Perlu kelembagaan yang mengumpulkan para wakil di lembaga dunia ini untuk bahas kelancaran di segala bisnis. Jadi kalau ada hambatan, kita bisa minta ke pemerintah untuk memudahkan dan menggalang kerja sama pengusaha,” ujarnya. (L/R04)

Mi’raj Islamic New Agency (MINA)

Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan

 

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Dunia Islam
Indonesia
Halal
Internasional