Oleh: Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur
Firman Allah pada Surat Al-Jumu’ah ayat 1:
يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ (١)
Artinya: “Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi senantiasa bertasbih kepada Allah. Maharaja, Yang Mahasuci, Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. (1)
Baca Juga: Ustadz Hidayaturrahman: Lima Langkah Mentadaburi Al-Qur’an Dengan Metode Tathbiqi
Tentang kajian Surah Al-Jumu’ah ayat 1-4 tersebut bahwasan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pada shalat Jumat membaca Surah Al-Jumaa’ah dan Surah Al-Munafiqun walaupun tidak selalu.
Oleh karenanya bagi Khatib dan sekaligus Imam shalat Jumat memang disunnahkan untuk membaca dua surah ini. tetapi tidak membaca surah ini pun juga bukan berarti tidak melaksanakan sunnah.
Karena diriwayatkan juga beliau membaca pada rakaat pertama Surah Al A´Laa dan kedua Surah Al-Ghasyiyah.
Mari kita lihat dari perspektif tafsir Muqaran membandingkan satu ayat dengan ayat yang lain membandingkan surah ini dengan Surah As-Saff sebelumnya.
Baca Juga: Islam Memuliakan Kaum Perempuan, Oleh: Imaam Yakhsyallah Mansur
Pertama, Surah As-Saff menggunakan Fiil Mahdi (Kata kerja Bentuk Lampau)
سَبَّحَ لِلّٰ
Kedua, Surah Al-Jumuah menggunakan Fiil Mudhari (Salah satu bagian dari tiga bentuk fiil yaitu fiil madli, mudhari dan amar)
يُسَبِّحُ لِلّٰهِ
Baca Juga: Ketika Umat Islam Diberi Anugerah Kekuasaan Oleh: Imaam Yakhsyallah Mansur
Ini artinya bahwasannya semua yang ada di alam semesta sebelumnya memuji Allah yang lalu juga, kemudian yang sekarang dan nanti akan selalu memuji Allah.
Jadi pada Surah As-Shaff menunjukan memuji yang telah lalu, kemudian pada Surah Al-Jumuah pujian yang sekarang dan nanti.
Tetapi Allah menyatakan bahwas hampir setiap membahasakan As-Samawat (السماوات) selalu Jamak (banyak) dan al ardhi ( اَرْضِ ) selalu Mufrad (satu).
Kalau langit dan planet yang ada di atas kita banyak sekali, Sementara bumi yang ditempati manusia hanya satu.
Baca Juga: Shalat Tahajud Penyebab Kemenangan dalam Jihad Melawan Musuh
Jadi pada Surah As-Shaff , apa saja yang ada dilangit, dan ada di dalam bumi, pantas mereka memuji Allah, Jadi yang tidak mau memuji Allah itu hanya manusia yang kafir dan Jin kafir. Semua yang ada di semesta alam memuji Allah.
Sebenarnya yang memuji Allah lebih banyak kalau kita keluar dari alam manusia dan Jin. Jadi Allah yang dipuji pantas karena Allah adalah Al malik. Kalau kita hubungan dengan di Surah Al-Fatihah. Kemudian pada Surah An-Nas. Malik yang Maha memiliki.
Pengertian Al-Malik
Menurut Ibnu Kasir, tentang Al-Malik yang mengatur bumi dan langit dengan ketentuan-Nya manusia tidak bisa yang bisa hanya Allah, sekuasa-kuasanya manusia tidak bisa mengatur,. Bahkan sekalian untuk diri sendiri tidak bisa hingga kedipan mata sekalipun, bahkan untuk mengatur nafas sendiri saja tidak bisa.
Baca Juga: Urgensi Tulisan, Alat Tulis dan Penulis dalam Peradaban, Oleh: Imaam Yakhsyallah Mansur
Al-Malik adalah Sifat Allah. Dia yang mengatur yang ada di bumi dan langit,
Jadi penempatan kata sangat dasyat sekali, namun kadang-kadang kita baca menganggap bisa saja. Kenapa Al-Malik ini didahulukan dari sifat yang lain. Allah mengedepankan kata Al-Malik karena Dia yang mengatur, karena Yahudi menganggap dunia yang terjadi adalah skenario Yahudi bukan kehendak Tuhan.
Mereka orang Yahudi mengatakan semua kehendak di bumi ini adalah skenario Yahudi bukan kehendak Tuhan. (A/R4/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Meneladani Kepribadian Rasulullah dengan Mengikuti Sunnahnya, Oleh: Imaam Yakhsyallah Mansur