Aleppo Timur, 15 Rabiul Awwal 1438/15 Desember 2016 – Ketika pasukan yang setia kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad menguasai sisa daerah kantong di wilayah Aleppo Timur, Al-Jazeera bicara dengan Bilal Abdul Kareem, satu-satunya wartawan asing yang masih ada di kawasan itu.
Kareem mengatakan kepada d Al-Jazeera hari Selasa (13/12) “tak ada seorang pun yang aman” di daerah kantong itu dan tak ada tempat yang aman bagi wanita, anak-anak, orang yang sakit, dan cedera.
“Tidak ada tempat yang luput dari sasaran karena pasukan menembaki rumah-rumah penduduk. Mereka menjadikan setiap orang sasaran,” kata Kareem.
“Mereka secara sistematis menghancurkan semua fasilitas kesehatan di Aleppo timur, anda tak lebih memerlukan lagi fasilitas sipil ketimbang sebuah rumah sakit. Mereka menyasar pusat-pusat air bersih, gedung pengadilan, dan apapun yang kira-kira bisa memberikan pelayanan kepada penduduk,” jelasnya.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Ketakutan meningkat karena ribuan warga sipil terperangkap saat para pejuang pemberontak melakukan perlawanan terakhir di daerah kantong yang masih tersisa di bekas wilayah yang dikuasai oposisi.
“Beberapa pejuang pemberontak yang saya wawancara mengatakan, ‘Kami akan membunuh anggota-anggota pasukan Assad semampu kami’,” kata Kareem.
Ketika ditanya kenapa dia dan penduduk sipil lainnya tidak keluar dari kota itu, Kareem mengatakan: “Warga tidak lari karena takut pada apa yang mungkin dilakukan pasukan pemerintah terhadap mereka.”
“Mereka telah membunuh lebih dari setengah juta orang, sehingga lebih baik menghindar dan tetap berada di sini.”
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
“Di wilayah-wilayah yang sudah diambil-alih oleh pemerintah, ada daftar eksekusi bagi setiap orang dengan nama bekalang tertentu karena mereka dikenal sebagai pejuang-pejuang.”
“Hal-hal tersebut di atas telah dilaporkan secara luas di daerah Bustan al-Qasr. Bagaimana mungkin anda akan mempercayai rejim yang menggunakan pasukan-pasukannya untuk membunuh setengah juta dari penduduk negerinya sendiri?”
Segera setelah wawancara itu, berita-berita beredar bahwa suatu kesepakatan evakuasi bagi warga sipil dan para pejuang pemberontak telah dicapai dengan pemerintah Suriah. Tetapi kemudian banyak orang tak yakin kesepakatan itu akan dilaksanakan. (T/R01/R05)
Miraj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan