Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KEHIDUPAN MUSLIM PERANCIS PASCA BOM PARIS

Admin - Selasa, 17 November 2015 - 11:17 WIB

Selasa, 17 November 2015 - 11:17 WIB

919 Views ㅤ

Muslim Prancis khawatir menjadi target kebencian terhadap Islam pasca sertangan bom di Paris. (Sumber foto: oediku.wordpress.com)
<a href=

Muslim Prancis khawatir menjadi target kebencian terhadap Islam pasca sertangan bom di Paris. (Sumber foto: oediku.wordpress.com)" width="300" height="219" /> Muslim Prancis khawatir menjadi target kebencian terhadap Islam pasca sertangan bom di Paris. (Sumber foto: oediku.wordpress.com)

Jakarta, 4 Safar 1437/16 November 2015 (MINA) – Banyak yang bertanya-tanya bagaimana kehidupan Muslim di Prancis pasca serangan teror yag melanda ibu kota Paris. Bagimana nasib para imigran dan pengungsi Muslim yang berasal dari Timur Tengah.

Mungkinkah dengan adanya serangan bom tersebut Perancis akan menutup diri dari para pengungsi dan pencari suaka? Apalagi, diduga salah satu pelaku merupakan pengungsi Suriah.

Beberapa orang tahu bahwa Islam merupakan agama terbesar kedua di Prancis. Di negeri ini, Islam berkembang pada akhir abad ke-19 dan awal ke-20 M.

Lalu tahun 1922 berdiri sebuah masjid bernama Masjid Raya Yusuf di ibu kota Perancis, Paris. Hingga kini, lebih dari 1000 telah dibangun di seluruh Perancis.

Baca Juga: Menlu Prancis dan Jerman Bertemu Penguasa De Facto Suriah

Di tempat ini, Islam berkembang melalui para imigran dari negeri Maghribi, seperti Aljazair, Libya, Maroko, Mauritania, dan lainnya. Pada tahun 1960-an, ribuan buruh Arab berimigrasi secara besar-besaran ke Eropa, terutama Perancis.

Saat ini, jumlah penganut agama Islam di Perancis mencapai tujuh juta jiwa. Dengan jumlah tersebut, Perancis menjadi negara dengan pemeluk Islam terbesar di Eropa. Menyusul kemudian Jerman sekitar empat juta jiwa dan Inggris sekitar tiga juta jiwa.

Peran imigran Muslim yang cukup luas dengan mendirikan berbagai organisasi membuat pemerintah Perancis khawatir, sehingga pintu keimigrasian bagi buruh beragama Islam pun makin dipersempit. Meski demikian, arus pengungsi dari negara-negara konflik di Timur Tengah tetap meningkat.

Untuk kedua kalinya pasca serangan bom Paris, pada 13 November dan penyerangan kantor Majalah Charlie Hebdo lalu membuat warga Muslim Perancis khawatir akan adanya serangan balik dari kelompok-kelompok yang membenci Islam. Selain itu, mereka juga takut akan menjadi target kebencian warga Perancis terhadap Islam.

Baca Juga: Mulai 2025 Rusia Hentikan Pasokan Gas ke Eropa

“Tentu saja, kami takut,” kata salah satu jamaah di Masjid Evry-Courcouronnes. “Kami tidak memilih untuk ini terjadi. Orang-orang yang melakukan pembunuhan itu bukan Muslim, mereka tidak fanatik, mereka pembunuh. Tapi, tidak semua orang beranggapan seperti itu,” ujarnya.

Umat yang meninggalkan Masjid Agung Paris setelah shalat Zuhur hari ini juga khawatir bahwa kalangan Muslim di Prancis akan disalahkan atas konflik Timur Tengah karena ISIS tersebut.

“Cerita dan kejadian ini jelas mengotori Islam dan mencemari Muslim. Banyak masalah di sana yang seharusnya tidak mereka bawa ke sini,” ucap warga Perancis bernama Soufiane.(T/M02/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Tiga Kota di Eropa Larang Alkohol pada Tahun Baru

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Internasional
Internasional
Dunia Islam