Prancis, MINA – Politisi sayap kanan Prancis Marine Le Pen mendesak lebih banyak masjid ditutup di negara itu.
Permintaannya muncul meskipun telah ada penutupan 24 masjid di Prancis dalam dua tahun terakhir atas perintah Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin, demikian dikutip dari Anadolu, Rabu (5/10).
“Dia (Darmanin) menutup sebuah masjid di sana, sebuah masjid di sini. Dia memecat seorang pengkhotbah sesekali, tetapi dia harus menutup semua masjid ekstremis di tanah kami,” katanya dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Prancis BFMTV.
Ditanya tentang kriteria penutupan, dia mengatakan semua Muslim yang memiliki “retorika radikal” harus dideportasi.
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
Tahun lalu pada bulan Agustus, otoritas konstitusional tertinggi Prancis menyetujui undang-undang “anti-separatisme” yang kontroversial yang telah dikritik karena menargetkan Muslim.
RUU itu disahkan oleh Majelis Nasional musim panas lalu, meskipun ada tentangan kuat dari anggota parlemen sayap kanan dan kiri.
Ia juga menyinggung mengenai sanksi terhadap Rusia, menurutnya sanksi Prancis terhadap Rusia tidak berhasil, menambahkan bahwa sanksi telah membuat Prancis dalam situasi yang sulit.
Rusia memiliki pendapatan tambahan senilai €40 miliar dengan ekspor minyak selama periode ini, katanya.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Le Pen mengatakan musim dingin ini dan berikutnya akan lebih sulit karena pemutusan pasokan gas Moskow ke Prancis, menambahkan bahwa sanksi itu tidak bijaksana. (T/R7/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris