Kelomok Oposisi Suriah Beri Isyarat Setuju atas kesepakatan Idlib

Idlib, MINA – Kelompok oposisi utama Suriah mengisyaratkan pada Ahad (14/10) bahwa mereka akan mematuhi syarat-syarat kesepakatan Rusia-Turki guna mencegah serangan pemerintah Suriah pada Idlib.

Tahrir Al-Sham, aliansi jihad yang dipelopori oleh mantan anggota Al-Qaeda yang sebelumnya dikenal sebagai Front Nusra, mengatakan telah mengambil keputusan setelah mengadakan perundingan, demikian MEMO melaporkan dikutip MINA.

Meskipun tidak secara jelas mengatakan akan mematuhi kesepakatan itu, pihaknya mengungkapkan akan berusaha memberikan keamanan bagi orang-orang di daerah yang mereka kuasai dan menghargai upaya untuk melindungi daerah tersebut.

Kelompok oposisi utama Idlib lainnya, aliansi kelompok-kelompok dukungan Turki yang dikenal sebagai Front Pembebasan Nasional, telah menyatakan dukungan untuk perjanjian tersebut.

Kesepakatan itu membentuk zona demiliterisasi seluas 15-20 km persegi ke dalam wilayah oposisi, yang harus bebas dari senjata berat dan semua kelompok oposisi terhitung hari Senin (15/10).

Turki berusaha membujuk Tahrir Al-Sham untuk mematuhi perjanjian yang diatur dengan sekutu utama pemerintah Suriah, yakni Rusia, untuk mencegah serangan yang dikhawatirkan akan menimbulkan gelombang pengungsi baru.

Namun, Tahrir Al-Sham mengatakan melalui media sosialnya, hal itu tidak akan mengakhiri jihad atau membuat mereka menyerahkan senjata.

Daerah Idlib dan sekitarnya adalah benteng terakhir bagi oposisi untuk melawan Presiden Bashar Al-Assad pada tahun 2011, termasuk rumah bagi sekitar 3 juta orang, yang lebih dari setengahnya telah mengungsi. (T/Ast/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sri astuti

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.