Ramallah, MINA – Dewan Tinggi Pemuda dan Olahraga Palestina menyatakan kekecewaannya atas keputusan FIFA yang membatalkan hak Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
“Meskipun kami yakin olahraga dan politik perlu dipisahkan, sulit untuk menutup mata terhadap tuntutan nasional karena ini meniadakan demokrasi,” kata Dewan dalam pernyataan pers seperti dikutip dari Wafa, Ahad (2/4).
“Orang-orang Palestina menderita kematian dan kehancuran di tangan pendudukan yang diberdayakan oleh pemerintah sayap kanan paling ekstremis, rasis, dalam sejarah modern singkat Israel,” tambah pernyataan itu.
Dewan mengatakan, sedih melihat standar ganda yang diterapkan oleh dunia yang beradab dalam menanggapi skenario serupa ketika dilakukan oleh aktor yang berbeda.
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
“Sementara mengambil keputusan sepersekian detik untuk melarang Rusia dari kompetisi internasional atas invasi ke Ukraina, baik IOS dan FIFA telah menahan diri selama beberapa dekade untuk mengambil tindakan kecil terhadap Israel karena pendudukan ilegal Palestina, pelanggaran berkelanjutan terhadap hak asasi manusia, rasisme, segregasi, dan penghancuran sistematis infrastruktur Palestina,” kata pernyataan itu.
“Sebaliknya, FIFA memutuskan untuk menghukum mereka yang mendukung para korban, daripada menghukum para pelaku,” lanjut pernyataan Kemenpora Palestina itu.
Palestina mendesak FIFA untuk menggunakan standar yang sama dalam urusan sepak bola internasional.
“Indonesia tidak akan berada dalam situasi ini seandainya FIFA menegakkan peraturannya dalam kasus Israel seperti yang terjadi di Rusia. Kami menyesal bahwa hal ini menyebabkan Indonesia berhak menjadi tuan rumah, tetapi yakinkan setiap pendukung tujuan kami yang adil bahwa lebih banyak negara akan segera hadir mengikuti jejak Indonesia. Apartheid haru dilawan,” tegas pernyataan itu. (T/RE1/P2)
Baca Juga: Abu Ubaidah: Tentara Penjajah Sengaja Bombardir Lokasi Sandera di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)