Khartoum, MINA – Kementrian Keuangan dan Perencanaan Ekonomi Sudan menyetujui proposal yang diajukan oleh Airbus, pabrikan pesawat terbang, untuk memasok maskapai penerbangan milik BUMN Sudan, yaitu Sudan Airways, sebanyak delapan pesawat baru, termasuk juga dukungan teknis dalam dunia penerbangan.
Menteri Keuangan dan Perencanaan Ekonomi Republik Ibrahim Badawi mengatakan, itu adalah komitmen negara mendukung kebangkitan maskapai nasional dan memberikan pelayanan sebagai prioritas bagi pemerintah untuk menghubungkan Sudan yang cukup strategi dengan negara-negara Kawasan dan dunia global.
Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam pertemuannya dengan delegasi dari Perusahaan Airbus pada Selasa (21/1), yang juga di hadapan Menteri Infrastruktur dan Transportasi Sudan serta Direksi Perusahaan BUMN Sudan di bidang Penerbangan “Sudan Airways”, seperti yang dikutip dari Kantor Berita Nasional SUNA.
Sudan Airways mengalami kemunduran yang sangat memperihatinkan setelah kehilangan sebagian besar pesawat karena ketidakmampuan dalam operasi pemeliharaan pesawat sebab diembargo panjang oleh Amerika Serikat selama pemerintahan Omar Bashir yang hampir 30 tahun berkuasa.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Sudan Airways adalah maskapai penerbangan nasional milik BUMN Sudan, yang pertama kali berdiri pada tahun 1946, resmi beroperasi pada 1947. Saat ini berkantor pusat di Khartoum.
Sejak tahun 2012, saham perusahaan ini sepenunya dimiliki oleh pemerintah dengan melayani penerbagan sebanyak 15 destinasi dalam dan luar negeri. (L/B02/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20