Jakarta, MINA – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Teuku Faizasyah mengatakan, pendidikan adalah kunci untuk melawan Islamofobia. Pernyataan ini terkait dengan peringatan Hari Anti Islamofobia yang ditetapkan PBB setiap tanggal 15 Maret.
“Indonesia menyampaikan komitmen untuk peningkatan toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman,” kata Faizasyah mengutip pernyataan wakil Indonesia di PBB dalam “High Level Event to Commemorate International Day to Combat Islamophobia”, di New York, Amerika Serikat, 10 Maret 2023.
Hal yang Indonesia telah lakukan, kata Faizasyah kepada MINA melalui pesan singkat, Kamis (16/3), adalah mengadakan Indonesia Interfaith Dialogue Forum.
Indonesia juga mendukung penguatan kolaborasi di tingkat kawasan dan global untuk melawan Islamophobia melalui organisasi ASEAN dan OKI yang berperan penting dalam mempromosikan toleransi serta moderasi.
Baca Juga: Hezbollah Berharap Pemimpin Baru Suriah Anti-Zionis Israel
Selain itu, Indonesia mendukung inisiatif pada level PBB untuk memerangi segala bentuk diskriminasi termasuk Islamophobia, termasuk melalui berbagai upaya berbagi pengalaman terbaik.
PBB menandai Hari Internasional pertama untuk memerangi Islamofobia yang ditetapkan pada setiap tanggal 15 Maret. Lembaga dunia itu mendorong perlunya tindakan nyata dalam menghadapi meningkatnya kebencian, diskriminasi, dan kekerasan terhadap Muslim.
Tanggal tersebut dipilih karena bertepatan dengan peringatan penembakan masjid Christchurch, Selandia Baru pada tahun 15 Maret 2019 yang menewaskan 51 Muslim. (R/RE1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sekolah-sekolah di Suriah Kembali Buka Pasca Jatuhnya Rezim Asaad