Cox’s Bazar, MINA – Kepadatan penghuni di kamp-kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh menimbulkan risiko kesehatan dan penyebaran penyakit menular.
Hal itu dikeluhkan oleh kelompok medis kemanusiaan Doktor Lintas Batas (MSF) yang melihat terbatasnya pula akses terhadap air bersih di kamp-kamp pengungsi. Demikian Anadolu Agency memberitakannya yang dikutip MINA.
Dokter asal Uganda mengatakan, infeksi usus yang menyebabkan diare dan infeksi saluran pernafasan adalah penyakit yang paling umum di kamp selain campak, yang terutama menyerang anak-anak.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Di kamp-kamp, dekatnya jarak antara toilet dan sumur air minum merupakan penyebab utama penyebaran infeksi usus.
Sejumlah besar anak bermain di taman bermain yang dilapisi tumpukan makanan busuk dan limbah toilet.
Penelitian yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan Bangladesh mengungkapkan, sampel air yang dikumpulkan dari sumur tidak layak untuk dikonsumsi manusia.
Sejak pecahnya kekerasan pada 25 Agustus di Negara Bagian Rakhine, barat Myanmar, lebih dari 620.000 orang Rohingya menyeberang ke Bangladesh.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Ratusan ribu orang Rohingya tinggal di kamp-kamp sementara di kompleks tenda di pinggiran kota pesisir Cox’s Bazar, dekat perbatasan dengan Myanmar. (T/RI-1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia