Cox’s Bazar, MINA – Kepadatan penghuni di kamp-kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh menimbulkan risiko kesehatan dan penyebaran penyakit menular.
Hal itu dikeluhkan oleh kelompok medis kemanusiaan Doktor Lintas Batas (MSF) yang melihat terbatasnya pula akses terhadap air bersih di kamp-kamp pengungsi. Demikian Anadolu Agency memberitakannya yang dikutip MINA.
Dokter asal Uganda mengatakan, infeksi usus yang menyebabkan diare dan infeksi saluran pernafasan adalah penyakit yang paling umum di kamp selain campak, yang terutama menyerang anak-anak.
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel
Di kamp-kamp, dekatnya jarak antara toilet dan sumur air minum merupakan penyebab utama penyebaran infeksi usus.
Sejumlah besar anak bermain di taman bermain yang dilapisi tumpukan makanan busuk dan limbah toilet.
Penelitian yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan Bangladesh mengungkapkan, sampel air yang dikumpulkan dari sumur tidak layak untuk dikonsumsi manusia.
Sejak pecahnya kekerasan pada 25 Agustus di Negara Bagian Rakhine, barat Myanmar, lebih dari 620.000 orang Rohingya menyeberang ke Bangladesh.
Baca Juga: Macron akan Umumkan Perdana Menteri Baru Hari Ini
Ratusan ribu orang Rohingya tinggal di kamp-kamp sementara di kompleks tenda di pinggiran kota pesisir Cox’s Bazar, dekat perbatasan dengan Myanmar. (T/RI-1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Suriah akan Buka Kembali Wilayah Udara untuk Lalu Lintas Penerbangan