Jakarta, 9 Shafar 1438/9 November 2016 (MINA) – Meskipun Presiden Joko Widodo menunda kunjungannya ke Sydney dan Canberra, namun tidak menyurutkan antusiasme para investor dan pelaku usaha di Australia untuk bertemu dengan Kepala BKPM dan Menteri Perdagangan dalam acara Afternoon Tea dan Business Gathering “State of The Nation: Update on Trade and Investment in Indonesia” yang diadakan pada 7 November 2016 di Intercontinental Hotel, Sydney.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menyampaikan bahwa tercatat 100 pelaku usaha Australia, yang sebagian besarnya adalah para CEO atau pimpinan perusahaan, mengikuti acara yang diselenggarakan oleh kantor perwakilan BKPM di Sydney (IIPC Sydney) didukung oleh Kementerian Perdagangan, KBRI Canberra dan KJRI Sydney.
Kepala BPM mengatakan, Pemerintah Indonesia akan terus melakukan reformasi ekonomi, perubahan mindset atau revolusi mental dalam birokrasi, deregulasi peraturan untuk lebih banyak menarik investasi, serta mendukung keberhasilan tax amnesty.
“Salah satu keberhasilan awal yang terlihat adalah perbaikan peringkat kemudahan berusaha Indonesia dari 106 pada tahun sebelumnya, menjadi 91. Kenaikan 15 peringkat dalam waktu satu tahun adalah lonjakan peringkat terbesar dalam sejarah Ease of Doing Business World Bank,” jelas Lembong sebagaimana siaran pers BKPM yang diterima Mi’raj Islamic news Agency (MINA).
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Selain itu, ia juga berusaha meyakinkan para pelaku usaha yang hadir bahwa kondisi Indonesia sangat kondusif sebagai negara demokrasi. “Presiden Jokowi merupakan sosok paling reformis selama 15 tahun terakhir. Berbagai kegaduhan yang terjadi kemarin adalah harga yang harus dibayar untuk sebuah proses perubahan,” ujar Lembong (9/11).
Ia juga menyatakan, komitmen Pemerintah Indonesia dalam negosiasi perjanjian Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA–CEPA) dengan target penyelesaian akhir 2017 yang fokus tidak hanya pada industri peternakan sapi dan infrastruktur, namun juga termasuk jasa seperti fashion, pariwisata, kesehatan, olahraga dan pendidikan/pelatihan kerja yang sama-sama saling melengkapi antara kedua negara
Panelis pada acara ini adalah Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Kepala BKPM Thomas Lembong, Duta Besar RI untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema, dengan Chairman Asia Society’s Australia Center Doug Ferguson selaku Moderator.
Acara berlangsung dengan sangat baik dan interaktif, dengan 100 pelaku usaha yang hadir dari berbagai sektor seperti pertambangan, peternakan, perindustrian, pariwisata, perdagangan dan jasa lainnya. Turut hadir pula Konsul Jenderal RI untuk New South Wales, Queensland dan South Australia berkedudukan di Sydney, Yayan Ganda Hayat Mulyana.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Menurut data BKPM, realisasi investasi dari Australia periode Januari-September 2016 mencapai USD 145,6 juta terdiri dari 542 proyek. Posisi tersebut menempatkan Australia di peringkat 16 teratas dari sumber investasi yang masuk ke Indonesia. (T/R05/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon