Ankara, MINA – Sebuah “kereta amal” yang membawa 750 ton bantuan darurat yang dikoordinasikan oleh pemerintah Turki berangkat ke Afghanistan dari ibu kota Turki, Ankara pada Kamis (27/1).
Menteri Transportasi dan Infrastruktur Turki Adil Karaismailoglu mengatakan, kereta yang mengangkut bantuan dari 11 organisasi kemanusiaan itu dikoordinasikan oleh Badan Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD).
“Kami mengirim dua kereta dengan 47 gerbong, membawa sekitar 750 ton barang bantuan,” kata Karaismailoglu seperti dikutip dari Anadolu Agency.
Karaismailoglu menjelaskan, kereta itu akan menempuh perjalanan sejauh 4.168 kilometer menuju Afghanistan melewati Iran dan Turkmenistan.
Baca Juga: Di KTT G20 Brasil, Erdogan Tegaskan Pentingnya Gencatan Senjata di Gaza
Mengutip dimulainya kereta kargo Islamabad-Tehran-Istanbul Desember lalu, dia mengatakan kereta amal itu akan melewati koridor dalam 16 hari.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu menekankan bahwa 12,9 juta anak di Afghanistan membutuhkan bantuan karena kondisi cuaca ekstrem.
“Turki akan selalu berpihak pada rakyat Afghanistan. Selama empat tahun terakhir, kami telah menjadi negara, bangsa yang paling banyak memberikan bantuan di dunia,” ujarnya.
Badan kemanusiaan menggambarkan penderitaan rakyat Afghanistan sebagai salah satu krisis kemanusiaan yang paling cepat berkembang di dunia.
Baca Juga: AS Sanksi Organisasi dan Perusahaan Israel Pendukung Kolonialisme
Menurut kantor koordinasi kemanusiaan PBB, OCHA, separuh populasi sekarang menghadapi kelaparan akut, lebih dari sembilan juta orang telah mengungsi, dan jutaan anak putus sekolah.
Sebelumnya, PBB dan mitranya meluncurkan kampanye pendanaan senilai USD4,4 miliar untuk mencegah bencana kemanusiaan di Afghanistan pada 2022.
Sekjen PBB Antonio Guterres juga telah memperingatkan, jutaan warga Afghanistan berada di ambang kematian, mendesak masyarakat internasional untuk melepaskan aset Afghanistan dan memulai kembali sistem perbankannya. (T/RE1/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Turkiye Konfirmasi Tolak Akses Wilayah Udara untuk Presiden Israel