Jakarta, MINA – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan rapat koordinasi persiapan pelaksanaan kegiatan Dialog Interaktif Kepercayaan Tahun Anggaran 2023 di ruang rapat badan itu di Balaikota, Jakata, Senin (6/2).
Dialog Interaktif dengan mengundang 100 peserta dari berbagai organisasi keagamaan, organisasi masyarakat dan penghayat kepercayaan diagendakan akan dilaksanakan pada 16 Februari 2023 secara tatap muka (luring) dan dengan metode webinar secara vritual (daring) pada September 2023.
Rapat yang dipimpin Kepala Bidang Ketahanan Ekonomi, Seni Budaya, Agama dan Kemasyarakatan Badan Kesbangpol Drs Ahmad Yala MSi itu bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran tokoh agama, tokoh aliran kepercayaan dan tokoh masyarakat di Provinsi DKI Jakarta tentang pentingnya kerukunan antarumat beragama, aliran kepercayaan dan kerukunan dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Kami ingin memberikan penyuluhan kepada para tokoh keagamaan dan tokoh Aliran Keparcayaan dan masyarakat mengenai nilai-nilai dasar kerukunan umat beragama dan aliran kepercayaan dalam membangun sikap toleransi, saling menghormati dan menghargai antar umat beragama dan aliran kepercayaan,” kata Yala yang disertai Kepala Sub Bidang Kerukunan Kesbangpol Dr. Dumiri dan Kepala Sub Bidang Organisasi Kemasyarakatan Badan Kesbangpol Eliazer Hutapea.
Baca Juga: Embassy Gathering Jadi Ajang Silaturahim Komunitas Diplomatik Indonesia
Yala mengatakan pihaknya menginginkan para tokoh agama, tokoh masyarakat dan Aliran Kepercayaan dapat mengikuti dialog interaktif nanti yang bertujuan untuk memperkuat dasar-dasar kerukunan hidup antar umat beragama serta dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat.
“Provinsi DKI Jakarta jadi barometer dan diharapkan tujuan dari dialog interaktif nanti tercapai sehingga tahun politik 2023 hingga Pemilu 2024 berjalan aman dan damai,” ujarnya.
Penghayat kepercayaan dalam arti luas didefinisikan sebagai masyarakat yang menganut agama tradisional di luar enam agama yang diakui oleh negara.
Di Indonesia terdapat banyak aliran keprcayaan yang dianut oleh msyarakat seperti Sunda Wiwitan, Parmalim, Kejawen, Kaharingan dan masih banyak lagi penghayat kepercayaan yang sudah ada di masyarakat sejak dahulu kala sebelum masuknya agama mayoritas.
Baca Juga: Prabowo Klaim Raih Komitmen Investasi $8,5 Miliar dari Inggris
Para peserta rapat koordinasi yang diundang mengikuti rapat koordinasi itu berasal dari organisasi keagamaan, organisasi masyarakat termasuk Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) dan penghayat kepercayaan.(R/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina