Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior MINA (Mi’raj News Agency)
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. عِبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ. فقال تعالى : يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah
Marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah yang telah mencurahkan kenikmatan-Nya kepada kita sehingga kita bisa berkumpul di Masjid yang mulia ini. Untuk itu, marilah kita buktikan rasa syukur tersebut dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya semaksimal mungkin.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Jalan Mendaki Menuju Ridha Ilahi
Selanjutnya, marilah kita senantiasa berusaha tiada henti untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah Ta’ala, karena keimanan dan ketaqwaan itu merupakan sebaik-baik bekal menuju akhirat nanti.
Jama’ah sidang Jumat rahimakumullah
Bulan ini kita berada pada peringatan hari kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam, telah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, sebagai rahmat, karunia dan berkah dari Allah yang wajib disyukuri. Hal ini juga ditegaskan di dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945. “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.
Oleh sebab itu, kita semua harus mensyukuri berkah dan rahmat Allah ini dengan sebaik-baiknya, yakni dengan cara mengisinya dengan pembangunan dalam bingkai ridha Allah di dalam Negara Kesatuan RI. Dengan nilai-nilai taqwa inilah, suatu negeri akan mendapat barokah dari Allah.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Akhir Kehancuran Negara Zionis
Sebagaimana firman-Nya:
وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡہِم بَرَكَـٰتٍ۬ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَـٰهُم بِمَا ڪَانُواْ يَكۡسِبُونَ (٩٦)
Artinya: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan [ayat-ayat Kami] itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (QS Al-A’raf [7]: 96).
Sehingga dengan demikian, dengan rahmat Allah berupa kemerdekaan bangsa ini dari cengkeraman penjajahan, dilanjutkan dengan mengisinya agar dapat menjadi negeri yang baik, penuh berkah serta ampunan Allah.
Sebagaimana firman-Nya:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Memberantas Miras Menurut Syariat Islam
…..بَلۡدَةٌ۬ طَيِّبَةٌ۬ وَرَبٌّ غَفُورٌ۬
Artinya: “….. negeri yang baik dan [Tuhanmu] adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”. (QS Saba [34]: 15).
Namun ayat tersebut masih berlanjut, jangan sampai kufur nikmat. Sebab jika kufur, mengingkari segala rahmat, karunia Allah, maka yang akan terjadi adalah ujian, malapetaka bahkan azab dari Allah.
Maka, ayat selanjutnya mengatakan:
فَأَعۡرَضُواْ فَأَرۡسَلۡنَا عَلَيۡہِمۡ سَيۡلَ ٱلۡعَرِمِ وَبَدَّلۡنَـٰهُم بِجَنَّتَيۡہِمۡ جَنَّتَيۡنِ ذَوَاتَىۡ أُڪُلٍ خَمۡطٍ۬ وَأَثۡلٍ۬ وَشَىۡءٍ۬ مِّن سِدۡرٍ۬ قَلِيلٍ۬ (١٦) ذَٲلِكَ جَزَيۡنَـٰهُم بِمَا كَفَرُواْۖ وَهَلۡ نُجَـٰزِىٓ إِلَّا ٱلۡكَفُورَ (١٧)
Artinya: “Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi [pohon-pohon] yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. (16) Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab [yang demikian itu], melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.” (17). (QS Saba [34]: 16-17).
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyongsong Bulan Solidaritas Palestina
Rahmat kemerdekaan yang diperoleh oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia, dengan teriakan takbir “Allahu Akbar”. Para kyai dan santri, ustadz, tokoh Islam, dan masyarakat Muslim mulai dari perkotaan hingga pelosok pedesaan telah berjuang mengusir penjajah.
Mereka sanggup meninggalkan keluarga, harta benda dan fasilitas hidup dan kehidupan demi tercapainya kemerdekaan, serta terpenuhinya hak-hak asasi manusia.
Demikianlah semangat kemerdekaan yang hidup dan dibakar dalam jiwa kaum Muslimin di Indonesia. Semenjak berabad-abad, semangat itu menjadi sumber kekuatan bangsa dan semangat itu pulalah yang menghebat dan mendorong bangsa memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, pada tahun 1945.
Prof Buya Hamka menambahkan, tidak mungkin tauhid dilepaskan dalam perjuangan suatu bangsa. Sebab pangkal pokok pandangan Islam adalah dua kalimat syahadat.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Berhati-hati dalam Menyebarkan Informasi
Menurutnya, akibat dua kalimat syahadat itu bagi kehidupan Islam, sangat besar dan sangat jauh. Karena kalimat itu, tidaklah ada yang mereka sembah, melainkan Allah.
Hadirin yang berbahagia
Begitulah, memang sesungguhnya Islam hadir membawa misi pembebasan bagi manusia dari segala bentuk penjajahan dan penindasan. Islam hadir untuk memperbaiki akhlak umat manusia dan selanjutnya hanya menghamba kepada Allah. Termasuk dalam hal ini membebaskan manusia dari kungkungan hawa nafsu yang mendorong manusia bersikap destruktif menuju manusia konstruktif.
Misi Islam juga sesungguhnya untuk memanusiakan manusia (humanisasi), yaitu menghormati harkat dan martabat kemanusiaan. Dalam artian, menempatkan manusia sebagai hamba Allah yang mempunyai misi untuk memakmurkan kehidupan di dunia ini, membawa sebagai ajaran yang membawa rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil ‘alamin).
Baca Juga: Khutbah Jumat: Memperkuat Pembelaan terhadap Masjid Al-Aqsa dan Palestina
Karena itu, tidaklah sempurna iman seorang, manakala kesalehan ritual yang ditunjukkan dengan shalat, puasa, dan lainnya, tidak membawa implikasi positif bagi proses kemanusiaan pada sekelompok masyarakat marginal (dhu’afa). Terutama dalam bentuk kepedulian dengan memberikan kontribusi bagi penguatan sendi-sendi ekonomi umat.
Maka, ajaran Islam mendorong pembebasan negeri-negeri terjajah. Seperti saat ini Palestina, satu-satunya negeri di dunia ini yang masih terjajah oleh kolonialisme.
Lebih dari setengah abad lalu, tepatnya tahun 1953, Jama’ah Muslimin (Hizbullah), wadah kesatuan umat Islam yang bersifat rahmatan lil ‘alamin, telah mengeluarkan Maklumat I yang isinya, “Jama’ah Muslimin (Hizbullah) tegak berdiri di dalam lingkungan kaum muslimin, di tengah-tengah antar golongan, menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat baik dan mencegah perbuatan munkar. Menolak tiap-tiap fitnah penjajahan, kedzaliman suatu bangsa di atas bangsa lain dan mengusahakan ta’aruf antar bangsa-bangsa”.
Kaum Muslimin yang Allah muliakan
Baca Juga: Khutbah Jumat: Menjadi Umat Unggul dengan Al-Qur’an
Untuk itu, marilah kita semakin memperkokoh persatuan dan kesatuan umat dan bangsa, kita tinggalkan segala pertikaian dan permusuhan, kita songsong tantangan masa depan dengan semangat membangun negeri dalam ridha ilahi.
Allah mengingatkan kita di dalam ayat:
وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعً۬ا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءً۬ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦۤ إِخۡوَٲنً۬ا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٍ۬ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡہَاۗ كَذَٲلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَـٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَہۡتَدُونَ (١٠٣)
Artinya; ‘Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali [agama] Allah seraya berjama’ah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu [masa Jahiliyah] bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (QS Ali Imran [3]: 103).
Pada ayat lain Allah menegaskan:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Makan yang Halal dan Thayib
وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ وَلَا تَنَـٰزَعُواْ فَتَفۡشَلُواْ وَتَذۡهَبَ رِيحُكُمۡۖ وَٱصۡبِرُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ (٤٦)
Artinya: “Dan ta’atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS Al-Anfal [8]: 46).
Semoga Allah senantiasa meridhai dan memberkahi kita semuanya. Aamiin.
أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ
(A/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Upaya Agar Istiqamah di Jalan Yang Lurus