Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khutbah Jumat: Ramadhan Bulan Perjuangan

Widi Kusnadi - Jumat, 7 April 2023 - 05:13 WIB

Jumat, 7 April 2023 - 05:13 WIB

12 Views

Oleh : Ust Widi Kusnadi, Da’i Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jabar

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Khutbah ke-1:

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ الْقُرْاٰنَ فِيْ شَهْرِ رَمَضَانَ اِلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَامِلِ الْاِنْسَانِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْكَرِيْمِ الْمَنَّانِ. وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ وَلَدِ عَدْنَانَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ   اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ …الاية، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ .

Baca Juga: Khutbah Jumat: Kewajiban dan Hak dalam Pandangan Islam

Alhamdulillah, rahmat dan kasih sayang Allah Ta’ala masih meliputi kita semua di bulan Ramadhan ini. Semoga dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, membuat kita terus bersyukur, hingga Allah ridha kepada kita dan kita pun ridha dengan takdir dan ketetapan-Nya.

Tidak lupa khatib mengajak kepada diri sendiri, keluarga dan para jamaah semuanya, untuk terus memelihara dan meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Terlebih di bulan Ramadhan ini, bulan yang penuh Rahmat, kasih sayang dan ampunan. Mari kita gunakan momentum spesial ini untuk meningkatkan ibadah dan amal shalih, sehingga Allah Ta’ala takdirkan kita mendapatkan malam lailatul qadar yang mulia.

Maasyiral Muslimin, hafidzakumullah

Pada kesempatan khutbah Jumat ini, marilah kita merenungkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang terdapat dalam Al-Qur’an Surah Ali Imran [3] ayat 142 yang berbunyi:

Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga

أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ مِنكُمْ وَيَعْلَمَ ٱلصَّٰبِرِينَ (ال عمران [٣]:١٤٢)

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.”

Pada ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyindir kaum Kafirin, Munafiqin dan orang-orang yang bergaya hidup hedonis, bahwa surga dan kenikmatan akhirat tidak bisa diraih hanya dengan berfoya-foya, bersenang-senang sambil bermalas-malasan, bersantai ria, dan hanya mengejar harta, pangkat dan kehidupan dunia saja.

Surga sebagai simbol kenikmatan dan keridhaan Allah, hanya dapat diraih dengan perjuangan. Kesuksesan sejati hanya bisa didapatkan dengan perjuangan tanpa henti. Bahagia yang sebenarnya hanya bisa direngkuh dengan tirakat dan prihatin.

Baca Juga: Akhlak Mulia: Rahasia Hidup Berkah dan Bahagia

Perjuangan memang identik dengan kesulitan. Jihad adalah jalan mendaki, terjal nan berliku, penuh onak, duri dan berbatu, Siapapun yang meniti jalan itu harus ekstra hati-hati. Jangan sampai tergelincir, tertusuk batu kerikil, apalagi patah semangat di tengah perjalanan.

Maasyiral Muslimin, hafidzakumullah

Ramadhan adalah bulan perjuangan. Berjuang untuk mengalahkan hawa nafsu, menahan dari segala yang dilarang, mengekang diri dari segala perbuatan maksiat, hingga manusia mendapatkan jati dirinya sebagai mukmin sejati, yakni insan yang bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ramadhan tidak mengajarkan manusia untuk bermalas-malasan. Ramadhan bukan identik dengan kelemahan dan ketidakberdayaan. Justru Ramadhan adalah bulan penuh kekuatan, keberanian, ketangguhan dan kemenangan.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-22] Islam Itu Mudah, Masuk Surga Juga Mudah

Bagi orang beriman, Ramadhan dihiasi dengan peningkatan ibadah dan amal shalih sebagai bentuk ketaatan. Ibadah harus lebih bersemangat. Amal shalih haruslah lebih meningkat, demi meraih ridha dan ampunan dari Allah Yang Maha Rahman.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda,

وَاْلمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي طَاعَةِ اللهِ (رواه احمد)

“Dan yang disebut mujahid adalah orang yang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah.” (H.R. Ahmad)

Baca Juga: Baca Doa Ini Saat Terjadi Hujan Lebat dan Petir

Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah menjelaskan hadits di atas, Mujahid ditafsirkan sebagai orang yang bersungguh-sungguh menundukkan hawa nafsunya dalam ketaatan kepada Allah. Hal itu karena kecenderungan nafsu adalah malas melakukan kebaikan, cenderung kepada keburukan.

Maasyiral Muslimin, hafidzakumullah

Ada beberapa makna perjuangan sebagaimana dimaksudkan dalam Al-Qur’an:

Pertama, perjuangan bermakna perang. Hal ini terdapat dalam Q.S. al-Tahrim [66]: ayat 9:

Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah

يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنٰفِقِيْنَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْۗ وَمَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُۗ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ

“Wahai Nabi! Perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahanam dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.”

Dalam konteks saat ini, ayat ini tepat ditujukan kepada Zionis Israel. Mereka menjajah bangsa Palestina. Rumah mereka dihancurkan, Tanah mereka dirampas. Rakyat Palestina diusir dari kampung halamannya.

Informasi terbaru, pada Rabu lalu, jamaah Muslim yang sedang melaksanakan shalat Tarawih diserang. Puluhan terluka, sementara ratusan lainnya ditanggap dan dipenjara pasukan Zionis Israel.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah

Maka, bagi rakyat Palestina, berjuang melawan penjajah adalah hal yang harus dilakukan, sebagaimana bangsa Indonesia berjuang melawan penjajah Belanda.

Adapun umat Islam di Indonesia, mari kita dukung saudara kita di Palestina. Doakan mereka dengan doa yang tulus. Bantu mereka dengan bantuan yang kita mampu. Sebarkan informasi tentang pelanggaran Zionis Israel kepada seluruh dunia agar mereka tahu keadaan yang sebenarnya.

Perjuangan melawan penjajah memerlukan kesungguhan, kesabaran dan semangat yang terus dijaga. Perjuangan melawan penjajah memerlukan waktu yang lama. Oleh karena itu, dukungan bangsa Indonesia sekecil apapun sangat berarti bagi bangsa Palestina, sebagaimana mereka juga pernah mendukung perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan.

Maasyiral Muslimin, hafidzakumullah

Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?

Kedua, berjuang dalam bidang moral, sebagaimana dalam Q.S. Al-‘Ankabut [29]: ayat 69:

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ ࣖ

“Dan orang-orang yang berjuang untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.”

Syaik Yusuf al-Qaradhaiwi rahimahullah memaknai jihad dalam konteks ayat di atas adalah jihad moral, yaitu berjuang memerangi hawa nafsu dan godaan setan.

Baca Juga: [Hadits Arbain Ke-20] Malu Bagian dari Iman

Dalam konteks puasa Ramadhan saat ini, memerangi hawa nafsu menjadi tujuan utama dari ibadah puasa itu sendiri. Jika seseorang mampu menundukkan nafsunya, maka ia akan menjadi insan yang bertakwa. Namun jika masih belum bisa menundukkan hawa nafsunya, Allah Ta’ala tidak butuh puasa mereka. Puasanya hanya akan mendapat lapar dan dahaga saja.

Ketiga, berjuang melalui dakwah atau mensyiarkan ajaran Islam. sebagaimana dalam Q.S. al-Nahl [16]: ayat 110:

ثُمَّ اِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِيْنَ هَاجَرُوْا مِنْۢ بَعْدِ مَا فُتِنُوْا ثُمَّ جَاهَدُوْا وَصَبَرُوْاۚ اِنَّ رَبَّكَ مِنْۢ بَعْدِهَا لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ࣖ

“Kemudian Tuhanmu (pelindung) bagi orang yang berhijrah setelah menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan bersabar, sungguh, Tuhanmu setelah itu benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Baca Juga: Malu Kepada Allah

Ayat di atas menekankan perjuangan dalam dakwah, bersabar dan tabah terhadap penderitaan dan kesulitan.

Keempat, berjuang memperbaiki diri, sebagaimana dalam Q.S. Al-Anfal [8]: ayat 74:

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَالَّذِيْنَ اٰوَوْا وَّنَصَرُوْٓا اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَقًّاۗ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ

“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang Muhajirin), mereka itulah orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia.”

Berjuang dalam konteks ini adalah berupaya merubah keadaan yang tadinya buruk beralih kepada yang baik. Berjuang dalam konteks pribadi, yaitu berusaha membersihkan pikiran dan hati dari segala kotoran dan penyakit hati, dari hegemoni pengaruh buruk yang membuat manusia menjadi berlebih-lebihan atau menggampangkan dan menyepelekan urusan.

Semoga bulan Ramadhan ini, menjadi momentum bagi kita untuk dapat berjuang, baik dalam konteks pribadi, keluarga, masyarakat dan membela saudara-saudara kita yang teraniaya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kemenangan yang gemilang kepada kaum Muslimin. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ . اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.

Khutbah ke-2 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةُ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعاَلَى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم  ،إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللّٰهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَا فِى فِلِسْطِيْنِ اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً ، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

(A/P2/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Khutbah Jumat
Tausiyah
Indonesia