Kisah Keberhasilan Pengembangan Keuangan Syariah Indonesia Diulas di Filipina

(Foto: KNEKS)

Manila, – Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah () berpartisipasi dalam acara Foundations of Islamic Finance Executive Program yang digelar World Bank Group di Manila, pekan kemarin.

KNEKS hadir sebagai pembicara diwakilkan oleh Sutan Emir Hidayat selaku Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah (INSIS), demikian keterangan tertulis KNEKS yang diterima MINA, Rabu (14/6).

Dalam acara tersebut Emir menyampaikan pembahasan terkait keuangan syariah, seperti teori dan aplikasi yang relevan, khususnya pada potensi kontribusi keuangan syariah dalam pengembangan sektor ekonomi dan keuangan syariah.

Selain itu, Emir juga mengungkapkan cerita keberhasilan Indonesia untuk terus mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah nasional.

Emir memaparkan pertumbuhan industri keuangan syariah global yang terus mengalami pertumbuhan baik dari tahun ke tahun. Bersumber dari Central Banks, CIBAFI, Eikon, S&P Global Ratings, S&P Global Market Intelligence, industri keuangan syariah terus berkembang di tahun 2022, dengan aset naik sebesar 9,4% dibandingkan 12,2% di tahun sebelumnya yang didukung oleh pertumbuhan aset perbankan dan industri sukuk.

Baca Juga:  Erdogan Desak Muslim Bersatu Hentikan Genosida Israel di Gaza

Menurutnya, pertumbuhan keuangan syariah yang konstan adalah potensi yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi kedepannya.

Direktur INSIS KNEKS juga menjelaskan, pemerintah Indonesia telah berperan aktif dalam menunjukkan komitmennya untuk pengembangan .

Hal ini tercermin dari pembentukan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) yang memiliki mandat “Mempercepat, memperluas, dan memajukan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dalam rangka memperkuat ketahanan ekonomi nasional”.

Emir mengungkapkan, guna mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional melalui ekonomi syariah, KNEKS telah meluncurkan Masterplan Ekonomi dan Keuangan Islam Indonesia (MEKSI) sebagai arah kebijakan untuk mengembangkan ekonomi syariah.

Ia juga tak lupa menjelaskan keunikan instrumen ekonomi syariah yang hanya ada di Indonesia seperti Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) dan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT).

Baca Juga:  Massa Pendukung Israel Serang Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas California

Forum ekonomi syariah internasional itu digelar World Bank Group dan pemerintah daerah Otonom Bangsamoro di Mindanao atau Bangsamoro Autonomous Region in Muslim Mindanao (BARMM), khususnya Kementerian Keuangan dan Manajemen Anggaran Bangsamoro.

Acara yang berlangsung selama lima hari pada Senin-Jumat (5-9/6) itu diikuti oleh para anggota parlemen Bangsamoro Transition Authority.

Dalam acara ini turut hadir juga Ndiame Diop selaku County Director, Brunei, Malaysia, Philippines, and Thailand, World Bank Group; Ubaida C. Pacasem selaku Minister of Finance and Budget Management Bangsamoro Autonomous Region in Muslim Mindanao (BARMM); Ziyaad Mahomed selaku Lead Researcher (Shari’ah) CoE Islamic Social Finance International Centre for Education in Islamic Finance (INCEIF) Malaysia; Radu Tatucu selaku Senior Financial Sector Specialist and Financial Sector Lead, World Bank; dan para anggota parlemen Bangsamoro Transition Authority.(R/R1/P2)

Baca Juga:  Delegasi Media UEA Kunjungi MINA

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.