Jakarta, 20 Rabi’ul Akhir 1438/19 Januari 2017 (MINA) – Ketua Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia, Bustanul Arifin mengatakan, petani Indonesia terutama petani bawang merah terus mengalami kondisi ekonomi tidak stabil.
“Kenapa petani bawang naik turun terus, karena tidak punya roadmap atau peta jalan,” ujarnya dalam Diskusi Publik yang bertema “Nasib Petani Tak Seharum Aromanya” di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Kamis (19/1).
Bustanul yang juga Dewan Komisioner dan Ekonom Senior INDEF mengatakan, peta jalan belum tersedia secara memadai. Jika pun terdapat rencana kerja kebijakan pemerintah, hal itu lebih banyak untuk kepentingan administrasi birokrasi.
Menurutnya, hortikultura (budidaya tanaman kebun) Indonesia memiliki potensi ekonomi dan prospektif cukup besar, jika dikembangkan secara baik. “Saat ini hortikultura meliputi buah, sayur, bunga, fitofarmaka berkontribusi 1,5 persen pada Produksi Domestik Bruto (PDB) nasional,” tuturnya.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Namun persoalannya, sentra produksi hortikultura banyak terpusat di pulau Jawa, sementara Luar Jawa hanya sedikit mendapat sentuhan. Kinerja perdagangan juga buruk, fasilitas perdagangan dan dukungan kebijakan belum memadai, impor produk hortikultura besar,” paparnya.
Meskipun demikian, lanjut Bustanul, Indonesia baru saja dihukum oleh Organisasi Perdagangan Dunia WTO karena dianggap melakukan pembatasan impor buah dan daging yang melanggar prinsip perdangan sehat.
“Kita sudah resah dengan impor terlalu banyak, tapi kita masih dihukum,” ujar Bustanul.
Kondisi saat ini, subsektor sayuran melibatkan petani kecil, pendidikan tidak tinggi, skala usaha ekonomi tidak efesien, dan sering terombang-ambing oleh struktur pasar yang tidak bersahabat.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Maka dari itu, menurut Bustanul, perlu ada pembenahan kelembagaan dan dukungan kebijakan makro untuk pengembangan hortikultura ke depan, serta peningkatan efisiensi produksi dan tataniaga hortikultura yang berdampak inflator seperti bawang merah dan cabai.
Selain itu, negara wajib hadir pada setiap masalah fluktasi harga bawang merah dan produk hortikultura penting lainnya.
“Pemihakan pemerintah untuk pembangunan ekonomi hortikultura, khusushnya bawang merah dan cabai. Misalnya, pengelolaan hama dan penyakitb terpadu serta pengembangan pupuk hayati dan pupuk organik,” pungkasnya. (L/R05/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon