Konferensi Perdamaian Internasional di Paris Dimulai

Menteri Luar Negeri Prancis Jean Marc Ayrault (Foto: MEMO)

Paris, 16 Rabi’ul Akhir 1438/ 15 Januari 2017 (MINA) –  Perancis secara resmi pada Ahad (15/1) memulai konferensi dari 70 negara dan lima organisasi internasional sebagai bagian dari upaya untuk melanjutkan perundingan damai yang sempat berhenti antara Palestina dan Israel.

Menteri Luar Negeri Perancis Jean Marc Ayrault mengatakan dalam pembukaan konferensi ini, konperensi bertujuan untuk mencapai perdamaian antara Palestina dan Israel dengan solusi dua negara sebagai satu-satunya pilihan yang menjamin hak kedua belah pihak, demikian WAFA yang dikutip MINA.

Liga Arab, PBB, Uni Eropa, Uni Afrika dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) juga mengambil bagian dalam konferensi tersebut.

Menurut Ayrault, ia ragu dengan pertemuan konferensi, namun situasi di lapangan membuktikan tidak ada lagi waktu yang harus terbuang.

“Kami bertekad untuk bergabung dengan masyarakat internasional untuk mencapai perdamaian. Perdamaian adalah satu-satunya harapan kami, juga merupakan harapan dari Palestina, Israel dan dunia,” katanya.

Ia memuji Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan upaya Kuartet internasional untuk menghidupkan kembali perdamaian antara Palestina dan Israel.

Dia mencatat bahwa setelah dua tahun dari kebuntuan, konflik Palestina-Israel kemudian kembali pada agenda masyarakat internasional dan itu adalah tanggungjawab bersama untuk membawa kedua belah pihak kembali ke meja perundingan.

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan konferensi perdamaian internasional yang diprakarsai oleh Perancis adalah sia-sia dan bertujuan untuk memaksakan kondisi yang tidak memenuhi kebutuhan nasional Israel.

Dia mengatakan pada pertemuan kabinet mingguan Israel bahwa konferensi mendorong jauh prospek perdamaian.

Sementara Presiden Palestina Mahmoud Abbas sebelumnya mengatakan bahwa konferensi perdamaian bisa menjadi kesempatan terakhir bagi solusi dua negara.

Abbas mengatakan kepada surat kabar harian Le Figaro Perancis bahwa Palestina sudah cukup lama berjuang. “Setelah 70 tahun pengasingan dan 50 tahun pendudukan, maka 2017 harus menjadi tahun keadilan, perdamaian dan kebebasan bagi negara Palestina.” (T/R10/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Hasanatun Aliyah

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.