New York, MINA – Konsul Jenderal RI di New York Arifi Saiman menyebut, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden membuktikan janji kampanye pencalonannya terhadap komunitas Muslim.
Hal tersebut menurutnya dibuktikan melalui kebijakan-kebijakan Biden terkait Muslim dan Islam, khususnya jelang 100 hari pemerintahannya pada 20 April 2021.
“Janji kampanye Biden untuk komunitas Muslim di AS antara lain, menghormati keragaman dan komunitas Muslim Amerika, memastikan pelayanan kesehatan yang memadai serta membuat komunitas Muslim di Amerika lebih aman,” ujar Konjen Arifi dalam Webinar “Membaca Arah Kebijakan Presiden AS Joe Biden terkait Muslim dan dunia Islam, Jumat malam (9/4).
Biden juga menempatkan tokoh dan cendekiawan Muslim AS dalam berbagai posisi strategis di pemerintahan.
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas
Tokoh-tokoh Muslim tersebut antara lain adalah Aisha Shah, Manajer Kemitraan di Kantor Strategi Digital Gedung Putih, Sameera Fazili, Direktur Dewan Ekonomi Nasional di Gedung Putih dan Reema Dodin, Wakil Direktur Kantor Urusan Legislatif Gedung Putih.
Sikap Biden terkait Muslim dan Islam, lanjut Konjen Arifi, juga tercermin melalui kebijakan luar negerinya, antara lain dengan mencabut Muslim Travel Ban atau larangan masuk ke AS bagi warga sejumlah negara, termasuk dari sejumlah negara Muslim.
Menurutnya, meskipun kebijakan pencabutan Muslim Travel Ban tidak mutlak ditujukan ke negara-negara Muslim semata, tetapi tindakan pemerintahan Biden tersebut mengisyaratkan kepada Muslim AS dan dunia Islam bahwa ia berbeda dengan mantan Presiden AS Donald Trump.
Sementara itu, Konjen Arifi menegaskan, kehidupan komunitas Muslim di AS pada umumnya baik-baik saja dan Islam sudah menjadi bagian dari masyarakat di negara itu.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
“Masyarakat AS secara umum sangat toleran dan terbuka kepada Islam, sebagaimana mereka terbuka pada pemeluk agama lainnya seperti Nasrani dan Yahudi,” kata Arifi.
“Meskipun Idul Fitri dan Idul Adha belum ditetapkan menjadi hari libur nasional, tetapi perayaan hari-hari penting umat Islam sudah cukup dikenal di AS, dan banyak pekerja Muslim yang diizinkan mengambil cuti untuk menunaikan ibadah pada hari-hari tersebut,” tambahnya.
Bahkan menurut survey Konjen Arifi mengatakan, jumlah umat Muslim di AS diperkirakan sebanyak 3,45 juta jiwa atau 1,1 persen dari total populasi AS.
Sedangkan jumlah masjid di AS diperkirakan sebanyak 2.229 masjid yang tersebar di 50 negara bagian, lima diantaranya merupakan masjid Indonesia yaitu Masjid Al Hikmah (New York), Masjid IMAAM Center (Maryland), Masjid At-Thoriq (Los Angeles), Masjid Al-Falah (Philadephia), dan Masjid Istiqlal (Houston).
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Arifi juga menyebut, pemerintah AS menjamin perlindungan bagi umat beragama di mata hukum. Selama tidak melanggar peraturan dan taat pada ketentuan yang ada, seperti membayar pajak, maka tidak ada perbedaan perlakuan antara masyarakat Muslim dengan umat beragama lainnya. (L/RE1/RS3) )
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan