KORBAN ASAP PERLU PENANGANAN SERIUS

Depok, 23 Muharram 1437/5 November 2015 (MINA) – Kabut asap yang terjadi di wilayah Sumatera dan Kalimantan sejak akhir Agustus 2015 lalu membuat banyak masyarakat menjadi korban penyakit pernafasan seperti asma, bronkitis, hingga infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

“Bila sudah seperti ini yang jadi korban pasti masyarakat. Kerugian harta benda atau kendala aktivitas maupun transportasi barangkali bisa dihitung, tapi kesehatan tidak bisa,” ungkap Guru Besar Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Uviversitas Indonesia, Haryoto Kusnoputranto baru-baru ini.

Mantan Deputi Menteri Negara Lingkungan Hidup bidang Pengelolaan Lingkungan Buatan ini menghimbau pemerintah memberi penanganan yang serius.

“Solusinya, sumbernya harus dihentikan, karena kalau polutan sudah masuk ke udara, tidak ada teknologi yang bisa membersihkannya, kecuali hujan. Disaring juga tidak bisa karena memang sangat kecil ukurannya,” katanya.

Menurutnya, pencegahan merupakan hal yang paling utama. Masyarakat yang terpajan kabut asap harus dipetakan, karena mereka merupakan populasi yang mempunyai risiko.

Ia menyarankan, pemerintah hendaknya terus memantau, bahkan sampai setelah kabut asap menghilang.

“Ketika kabut asap selesai, jangan lalu menganggap semuanya selesai. ISPA yang menjangkiti masyarakat belum tentu turun. Pajanan satu bulan cukup besar untuk mengakibatkan gangguan-gangguan lain, bisa juga kena penyakit yang tidak menular,” tambahnya.

Dia mengatakan ada hubungan yang kuat antara debu dengan peningkatan jumlah penderita gangguan pernafasan.

“Debu tersebut bukanlah penyebab langsung timbulnya penyakit pernafasan yang berbahaya seperti ISPA, namun merupakan pemicu yang sangat berbahaya,” ujar Haryoto.

Ia juga menerangkan, dengan menghirup debu terus-menerus dalam jangka waktu yang lama, akan timbul iritasi pada selaput lendir tenggorokan.

“Lama-kelamaan, kemampuan organ tersebut untuk menangkal polutan yang masuk dalam tubuh menjadi berkurang, kemudian masuklah mikroorganisme yang menimbulkan infeksi,” tutur Haryoto.

Permasalahan kabut asap di berbagai wilayah di Indonesia menurutnya bukan hanya mengganggu kesehatan masyarakat, tetapi bahkan dapat memicu masalah yang lebih serius seperti  kematian. (T/P006/P001)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0