Port-au-Prince, 7 Muharram 1438/8 Oktober 2016 (MINA) – Jumlah orang yang tewas di Haiti oleh Badai Matthew telah meningkat tajam mendekati angka 600 jiwa, jumlah kemungkinannya akan bertambah lagi.
Desa-desa dan kota-kota pesisir mulai melakukan kontak dengan dunia luar, dua hari setelah terkena badai dahsyat Karibia dalam hampir satu dekade, demikian Al-Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
Penghitungan kematian kantor berita Reuters dari sumber pejabat perlindungan sipil di tingkat lokal pada Jumat menunjukkan jumlah korban sedikitnya 572, meningkat dari angka 478 sebelumnya.
Mayat-mayat mulai muncul pada Kamis karena air surut di beberapa tempat setelah angin Matthew berkecepatan 235 kilometer per jam menghancurkan dinding beton, meratakan pohon-pohon palem dan menerbangkan atap rumah, memaksa ribuan warga Haiti menyelamatkan diri.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Sebagian besar korban berada di kota-kota dan desa-desa nelayan di sekitar ujung barat semenanjung Tiburon di barat daya Haiti.
Banyak korban tewas tertimpa pohon, menerbangkan puing-puing dan sungai meluap.
“Saya belum pernah melihat yang seperti ini,” kata Louis Paul Raphael, wakil pemerintah pusat di Roche-a-Bateau. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis