Padang, 11 Jumadi Awwal 1438/ 10 Februari 2017 (MINA) – Dampak kurangnya anggaran dari APBD membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat melaksanakan kegiatan rutinnya menggunakan dana pribadi.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua MUI Sumbar Buya Gusrizal Gazahar kepada wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat (10/2) malam.
“Untuk kegiatan rutin Ketua Umum, saya biayai sendiri,” ujarnya.
Baca Juga: AWG Gelar Webinar Menulis tentang Baitul Maqdis
Selain itu, dana untuk kegiatan MUI tersebut selama satu tahun didapatkan dari biaya infak jamaah Surau Buya Gusrizal di Bukitinggi, ditambah sumbangan Dewan Pengawa Syariah (DPS) Bank Nagari Syari’ah dan seorang dokter.
Sebelumnya, Kantor MUI Sumbar telah tutup dikarenakan tidak adanya dana operasional. Buya Gusrizal melalui akun media sosialnya mengatakan kantornya tutup mulai Februari 2017.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal MUI Pusat Anwar Abbas mengatakan, anggaran APBN hanya untuk mendukung program dan kegiatan MUI Pusat, tidak ada untuk MUI provinsi.
“Biasanya alokasi dana MUI provinsi didapat dari APBD,” kata Anwar.
Baca Juga: 30 WNI dari Suriah Kembali Dievakuasi ke Indonesia
Namun, pada Kamis (9/2), Kepala Biro Humas Sekretariat Provinsi Sumbar, Jasman mengatakan Pemprov Sumbar akan mengupayakan agar MUI setempat bisa mendapatkan bantuan dana operasional APBD 2018, karena lembaga itu dinilai penting bagi masyarakat.
“Ini bukan janji, tetapi ikhtiar, karena bisa atau tidaknya, kembali berpulang pada evaluasi Mendagri terhadap APBD 2018 dan Permendagri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Hibah Bantuan Sosial (Bansos),” ujar Jasman.
Buya Gusrizal mengatakan, dirinya akan menemui beberapa tokoh di Ranah Minang dan dirantau untuk membicarakan langkah-langkah membangkitkan marwah ulama di Ranah Minang.
“Insya Allah, saya akan ke Jakarta,” tutupnya. (L/R07/RI-1)
Baca Juga: Banjir di Makasar Rendam Rumah Dinas Gubernur dan Kapolda
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Angkatan Kedua, Sebanyak 30 WNI dari Suriah Kembali ke Tanah Air