Xinjiang, MINA – Cina melakukan genosida budaya dengan menargetkan para seniman, budayawan, artis dan penulis yang warga Xinjiang.
The Globe Post melaporkan beberapa waktu lalu, warga Xinjiang dari kalangan penulis, penyair, akademisi, penerbit, penyanyi dan komedian, dimasukkan dalam kamp disisihkan dari bahasa dan budaya lokal mereka sendiri, untuk membentuk meereka warga negara Cina sekuler dan patriotik.
Warga Uyghur di pengasingan menyebut situasi itu sebagai kasus “genosida budaya”.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Rachel Harris, penulis budaya dan agama kawasan Asia dari Universitas London menyebutkan adanya gelombang menghilangnya seniman-seniman Uyghur baru-baru ini pada Desember 2018, di antaranya adalah penyanyi Sanubar Tursun.
“Saya pertama kali bertemu Sanubar pada musim panas 2000, tepat setelah rilis album pertamanya, ketika dia berada di puncak kejayaannya. Ketika saya melakukan perjalanan di sekitar selatan Xinjiang, lagu-lagu Sanubar memenuhi pasar kota dan terdengar dari taksi lokal dan bus jarak jauh,” ujarnya.
Dia adalah penyanyi ikonik, yang terbaik dari generasinya, dan dia seharusnya diperlakukan sebagai kekayaan budaya nasional, Namun pihak berwenang selalu curiga terhadap pengaruhnya dan memblokirnya pada setiap kesempatan, lanjutnya.
Bagi orang-orang Uyghur, lagu-lagu Sanubar mengungkapkan perasaan yang tidak bisa diucapkan dengan terbuka.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
“Dia berbicara kepada saya tentang piilihan liriknya. Dia selalu berhati-hati dan berusaha untuk tidak mendorong batas yang ditetapkan oleh pihak berwenang, tetapi dia ingin lagu-lagunya berbicara kepada audiensnya,” lanjutnya.
Sanubar kemudian mulai bepergian, memberikan konser solo di Turki, Eropa, dan Amerika Serikat. Dia disponsori oleh Inisiatif Musik Aga Khan dan bekerja dengan artis top dari negara-negarayang dikunjungi.
Pada 2016, ketika situasi politik di Xinjiang mulai memanas, ia mulai menolak undangan untuk tampil di luar negeri. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia