Lebih 330 Rabi di AS Tandatangani Petisi Tolak Anggota Sayap Kanan Pimpinan Netanyahu Bicara di Sinagog Mereka

Rabi Yahudi Amerika. (Foto: Wafa).

Washington, DC, MINA – Lebih dari 330 rabi di AS telah menandatangani petisi untuk melarang anggota sayap kanan dari pemerintahan Israel yang akan datang, dipimpin oleh Benjamin Netanyahu, untuk berbicara di sinagog dan komunitas mereka.

Surat tersebut menyatakan bahwa para rabi akan memboikot anggota dari blok Zionis Religius dari pemerintahan yang akan datang, yang mencakup anggota sayap kanan MK Itamar Ben Gvir dan Bezalel Smotrich.

“Kami akan berbicara menentang partisipasi mereka dalam forum lain di komunitas kami,” kata surat itu dikutip dari Wafa, Ahad, (25/12).

“Kami akan mendorong dewan jemaat dan organisasi kami untuk bergabung dengan kami dalam protes ini sebagai demonstrasi komitmen kami terhadap nilai-nilai Yahudi dan demokrasi kami.”

Surat itu ditandatangani oleh sejumlah pemimpin agama Yahudi dari gerakan Reformasi, Konservatif, dan Rekonstruksionis, termasuk beberapa yang memimpin komunitas besar di Washington, Los Angeles, dan Chicago. Namun tidak termasuk dari gerakan Ortodoks.

Gerakan penandatanganan ini diorganisir oleh David Teutsch, seorang rabi Rekonstruksionis terkemuka di Philadelphia, dan John Rosove, rabi emeritus dari Temple Israel di Los Angeles.

Menurut laporan berita Israel, nada tanpa kompromi surat itu dan luasnya penandatangan adalah sinyal krisis yang berkembang dalam hubungan antara Israel dan komunitas Yahudi AS yang dipicu oleh peningkatan pemilih partai-partai sayap kanan.

Blok Netanyahu memenangkan pemilihan Oktober berkat aliansi dengan partai-partai Zionis agama sayap kanan.

Para pemimpin partai telah mengamankan posisi dalam pemerintahan masa depan yang dapat membantu mereka mendorong melalui kebijakan seperti menganeksasi sebagian besar Tepi Barat yang diduduki, memperluas permukiman ilegal, dan mengizinkan ritual Yahudi di Masjid Al-Aqsa.

Setelah agresi Israel di Gaza pada Mei 2021, 25 persen pemilih Yahudi Amerika mengatakan Israel adalah negara apartheid, dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh Jewish Electorate Institute. 38 persen pemilih lainnya mengatakan perlakuan Israel terhadap warga Palestina mirip dengan rasisme umum di AS. (T/B03/P1).

Mi’raj News Agency (MINA).

Wartawan: hadist

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.